Rektor Unud Bali Sebut Diskusi Mahasiswa Dibubarkan karena Tak Berizin

29 Oktober 2019 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembubaran diskusi mahasiswa di Universitas Udayana Bali, Senin (28/10/2019). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pembubaran diskusi mahasiswa di Universitas Udayana Bali, Senin (28/10/2019). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Diskusi yang digelar sejumlah mahasiswa di Taman Internet, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Udayana (Unud), dibubarkan, Senin (28/10) malam. Rektor menilai diskusi tersebut liar karena tak memiliki izin.
ADVERTISEMENT
“Mereka belum memperoleh izin kegiatan. Jadi, pertemuannya sifatnya liar kami tak tahu karena tak mengantongi izin kegiatan ya kami bubarkan melalui satpam,” kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana, Made Sudarma saat dihubungi, Selasa (29/10).
Pembubaran diskusi mahasiswa di Universitas Udayana Bali, Senin (28/10/2019). Foto: Dok. Istimewa
Sudarma mengatakan, selain tak mengajukan izin, para mahasiswa ini juga tak mengajukan surat pemberitahuan acara. Menurut dia, seluruh kegiatan baik di dalam atau luar kawasan Unud harus ada pemberitahuan atau izin.
“Harus ada izin, di luar saja harus ada izin. Kalau ada izin boleh saja (acara diskusi dilakukan). Ada materi, proposal, dan apa yang dibahas, bagian kemahasiswaan harus tahu,” tegas Sudarma.
Sementara itu Penanggung Jawab Acara yang bernama Excel Bagaskara mengaku telah mengajukan surat pemberitahuan sehari sebelum acara diskusi digelar. Namun Sudarma membantah. Tak ada surat pemberitahuan diberikan.
ADVERTISEMENT
“Pemberitahuan pun enggak ada,” kata Sudarma.
Sudarma membantah acara dibubarkan karena tema “Apa yang tersisa pasca-pelantikan Jokowi? Oligarki, Orde Baru 2.0". “Bukan karena topik yang dibicarakan,” imbuh dia.
Sudarma menegaskan, acara bisa tetap berlanjut bila para mahasiswa ini mengurus izin. “Kami terserah pada mereka. Tergantung kalau mau meneruskan silakan ajukan izin. Kalau tidak ya selesai di sini. Kami bersedia memfasilitasi,” kata dia.
Diskusi tersebut diinisiasi oleh mahasiswa dari Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional (SDMN), organisasi Front Mahasiswa Nasional (FMN), LPM Kanaka, dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP). Acara yang dimulai pukul 19.00 WITA tersebut sempat berlangsung beberapa saat sebelum satpam meminta mahasiswa membubarkan diri.
Excel menyebut, satpam yang bertugas memohon kepada mahasiswa agar bubar karena dirinya terancam dipecat jika tak bisa membubarkan diskusi tersebut.
ADVERTISEMENT