Relawan Sakit, Uji Klinis III Vaksin Corona Johnson & Johnson Disetop Sementara

13 Oktober 2020 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perusahaan Johnson & Johnson. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perusahaan Johnson & Johnson. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Uji klinis vaksin corona Johnson & Johnson di Amerika Serikat (AS) dihentikan sementara pada Senin (12/10). Sebab, ada relawan yang jatuh sakit karena uji klinis ini.
ADVERTISEMENT
"Kami telah menghentikan sementara pemberian dosis lebih lanjut dalam semua uji klinis kandidat vaksin COVID-19 kami, termasuk uji coba Tahap III," kata pihak Johnson & Johnson dilansir Reuters, Selasa (13/10).
Namun pihaknya tidak bisa menjelaskan penyakit apa yang menimpa relawan tersebut saat menjalani uji klinis.
"Hal seperti ini adalah sesuatu yang wajar dalam uji coba dalam jumlah besar," sambung mereka.
Seperti diketahui, pada akhir September 2020, Johnson & Johnson mengadakan uji klinis tahap III. Total relawan yang mengikuti proses ini sebanyak 60.000 orang di AS dan beberapa negara seperti Inggris, Brasil, Afrika Selatan, dan India.
Uji coba yang dihentikan sementara ini hanya berlaku di AS sampai proses evaluasi dilakukan. Uji coba di negara lain masih dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
Apa yang terjadi kepada Johnson & Johnson ini pernah dialami juga oleh pihak AstraZeneca. Uji klinis vaksin corona dihentikan karena ada relawan di Inggris yang dilarikan ke rumah sakit pada September lalu.
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Dr. William Schaffner, profesor penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt, mengatakan seluruh masyarakat dunia semakin waspada karena apa yang terjadi dengan AstraZeneca.
Ia menambahkan mungkin diperlukan waktu seminggu untuk mengumpulkan informasi terkait laporan relawan vaksin Johnson & Johnson yang sakit.
“Ini harus menjadi kejadian buruk yang diperhatikan serius. Jika itu sesuatu seperti kanker prostat, diabetes yang tidak terkontrol, atau serangan jantung - mereka tidak akan menghentikannya karena alasan-alasan tersebut. Ini kemungkinan besar merupakan peristiwa neurologis, ” tutup dia,
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyebut juga telah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan pihak Johnson & Johnson. Namun belum dijelaskan lebih lanjut perihal komitmen yang disepakati.
"Kita sudah bicara dengan beberapa, AstraZeneca, Sinopharm, Johnson and johnson dan lain-lain. Ini nanti kita membahas," tutur Airlangga dalam jumpa pers virtual, Senin (13/10).