Remaja Tewas Terkena Panah di Dada saat Bentrok Antarkelompok di Makassar

14 Maret 2022 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban bentrok antar-kelompok di Makassar.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Korban bentrok antar-kelompok di Makassar. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Bentrok antar-kelompok di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kembali menelan korban jiwa. Muh Haidar AR alias Aco (17), seorang siswa salah satu SMA di Kota Makassar, tewas terkena anak panah busur dalam peristiwa itu.
ADVERTISEMENT
Keributan tersebut terjadi di Jalan Petta Punggawa, Kecamatan Bontoala pada Minggu (13/3) kemarin. Bentrok kelompok antara pemuda Kalukuan, Tallo dan pemuda Kelurahan Timungan Lompoa, Kecamatan Bontoala, Makassar.
"Benar, kemarin terjadi perang kelompok dan satu warga meninggal dunia," kata Kapolsek Bontoala Kompol Syamsuardi kepada Kumparan, Senin (14/3).
Dia mengatakan, kedua kelompok pemuda ini kerap bentrok. Mereka tawuran dengan cara menggunakan senjata tajam samurai, anak panah busur, petasan hingga saling lempar batu. Tawuran tersebut kerap terjadi meski tanpa sebab.
"Ini sudah sering terjadi tawuran di sana. Kita terkadang harus menembakkan gas air mata demi untuk membubarkannya," ucapnya.
Ditambahkan Syamsuardi, dalam tawuran tersebut tidak ada pelaku yang ditangkap. Namun, terkait adanya korban, akan dilakukan penyelidikan untuk mengungkap dan menangkap siapa yang melakukan pembusuran terhadap korban.
ADVERTISEMENT
"Korban sempat dilarikan ke rumah sakit. Tapi nyawanya tak tertolong. Kemarin juga, korban langsung dimakamkan. Kami akan selidiki kasus ini," kata dia.
Dalam mengantisipasi tawuran susulan, Syamsuardi mengaku telah mengerahkan personel untuk berjaga di daerah atau titik yang kerap terjadi bentrok.
"Mulai besok, didirikan posko penjagaan dan pengamanan di lokasi. Kita libatkan empat hingga enam orang personel setiap shift-nya. Kita berharap kondisi ini bisa diantisipasi, apalagi menjelang ramadhan,” tutupnya.
Korban bentrok antar-kelompok di Makassar. Foto: Dok. Istimewa