Rencana Membuka Kembali Wisata Alam di Tengah Pandemi Corona

23 Juni 2020 8:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan objek wisata alam kaki Gunung Galunggung, di Desa Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan objek wisata alam kaki Gunung Galunggung, di Desa Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Foto: Adeng Bustomi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah memutuskan kembali membuka sejumlah lokasi pariwisata alam di daerah yang masuk zona hijau atau kuning dari penyebaran virus corona. Pembukaan tempat wisata dilakukan secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Ada sembilan jenis wisata alam yang bakal dibuka dalam waktu dekat. Mulai dari wisata bahari, konservasi perairan, wisata petualangan, taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya, suaka margasatwa, dan geopark.
Terakhir, pariwisata alam non konservasi, meliputi kebun raya, kebun binatang, taman safari, desa wisata, dan wisata alam yang dikelola masyarakat.
Pemerintah pusat telah mensyaratkan pemerintah daerah menjalankan berbagai tahapan regulasi dalam membuka kembali wisata alam. Mulai dari prakondisi, edukasi, sosialisasi, simulasi, dan menyesuaikan kondisi pariwisata alam sesuai karakteristik masing-masing daerah.
Dalam persiapannya, pemerintah daerah harus melibatkan semua unsur, mulai Forkopimda, pengelola pariwisata alam, Ikatan Dokter Indonesia di daerah, pakar epidemiologi, pakar ekonomi, pakar kesehatan masyarakat.
Selain itu, pelibatan tokoh agama, tokoh budaya, masyarakat pegiat konservasi dan pegiat usaha, DPRD melalui kolaborasi pentahelix komunitas juga dinilai perlu dilakukan.
Presiden Joko Widodo disambut Ketua Gugus Tugas Nasional COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo dan Menko PMK Muhadjir Effendy setibanya di Graha BNPB, Jakarta Timur. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, menekankan pentingnya komitmen semua pihak dalam langkah pembukaan kembali wisata alam. Menurutnya, operasional wisata alam itu nantinya akan terus dievaluasi.
ADVERTISEMENT
Doni mengatakan, jika ternyata muncul cluster corona dari sektor wisata alam, maka pemerintah akan kembali menutup tempat wisata tersebut.
"Saya ingatkan bupati, wali kota selalu konsul dengan gubernur dan mengacu pada regulasi pemerintah pusat terkait kebijakan produktif aman COVID. Pelaksanaan ini harus melalui tahapan prakondisi, edukasi, sosialisasi, simulasi, sesuai kondisi pariwisata alam karakteristik daerah masing-masing," ungkap Doni.
Pemerintah telah mengatur tentang tahapan dan protokol untuk pembukaan kembali berbagai fasilitas publik, termasuk sektor pariwisata. Hal itu diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020.
Terkait rencana pembukaan kembali wisata alam, Kementerian LHK sudah memastikan ada sebanyak 29 taman nasional dan wisata alam yang akan dibuka secara bertahap, hingga Juli mendatang.
ADVERTISEMENT
Adapun, lokasinya berada di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Bali.
Menteri LHK, Siti Nurbaya. Foto: KLHK
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan, pihaknya akan segera memberikan perintah ke jajaran KLHK untuk menerapkan protokol kesehatan di taman nasional dan wisata alam.
"Beberapa taman nasional yang saya sebutkan kita akan buka, misal Gunung Gede, Bromo, Semeru, Rinjani, kita emang punya jadwal normal di kementerian, bahwa taman-taman nasional ini sepanjang tahun itu diistirahatkan, ada yang sebulan, ada dua bulan. Konservasi ada keunikan sendiri," ungkap Siti di Graha BNPB.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio, mengatakan pembukaan kembali wisata alam adalah momen yang dinanti-nanti para pengelola di sektor tersebut.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Doni dan Menteri Siti, Wishnutama pun mengingatkan agar tidak ada lokasi wisata alam yang menjadi cluster baru penyebaran corona.
Jika hal itu terjadi, kerugian pengelola tidak saja karena ditutup oleh pemerintah, namun juga karena kehilangan kepercayaan masyarakat/wisatawan.
Menparekraf Wishnutama saat meninjau pelaksanaan protokol normal baru Foto: Dok. Kemenparekraf
Sebab, sektor pariwisata sangat bergantung pada kepercayaan wisatawan baik domestik maupun internasional.
“Perbaiki protokol bisa sehari-dua hari, tapi mengembalikan rasa percaya itu butuh waktu yang cukup lama,” ujarnya.
Wishnutama mengatakan, sudah ada beberapa daerah yang sudah mempersiapkan protokol kesehatan dengan baik di sektor wisata alam, seperti daerah Bali dan Banyuwangi. Hal itu bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya yang hendak menyusul.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mengumumkan 15 daerah di Jabar yang terapkan new normal. Foto: Dok. Pemprov Jabar
Sektor Pariwisata Salah Satu yang Paling Terpukul karena Pandemi
ADVERTISEMENT
Pembukaan kembali sektor pariwisata bertujuan untuk menggerakkan kembali roda ekonomi yang terimbas pandemi corona. Diketahui, sektor pariwisata adalah salah satu yang paling terdampak pandemi ini.
Bahkan di Jawa Barat, pariwisata yang termasuk dalam kategori usaha di bidang jasa merupakan yang paling parah terdampak dibandingkan sektor produktif semisal manufaktur.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan angka penurunan di sektor ini mencapai 4,8 persen. Di bawahnya yaitu sektor industri manufaktur yang turun sampai 4,2 persen.
"Hasil kajian kita selama COVID-19, ekonomi yang terkoreksi paling tinggi adalah sektor jasa (pariwisata) 4,8 persen turunnya. Kemudian sektor industri manufaktur (turun) 4,2 persen," kata Emil di Makodam III/Siliwangi, Bandung, Senin (22/6).
Dampak pandemi terhadap sektor pariwisata tersebut jauh lebih drastis, dibandingkan sejumlah sektor lain yang masih relatif stabil. Misalnya sektor pertanian yang turun hanya sekitar 0,9 persen. Hal tersebut juga terjadi di beberapa wilayah lain di Indonesia.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.