Respons PP Muhammadiyah soal Nama Ormasnya Dicatut: Caranya 'Ecek-ecek'

30 Mei 2020 17:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas.
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Nama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten dicatut orang tidak dikenal. Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas merespons hal tersebut. Menurutnya, Muhammadiyah sendiri amat menghargai dunia akademik.
ADVERTISEMENT
"Cara yang level PAUD. Tidak hanya TK tapi PAUD. Orang-orang tahu kalau Muhammadiyah background sejak awal itu pencerahan. Bidang pendidikan sektor pendidikan dengan 16 (ribu) TK sampai perguruan tinggi itu sangat menghargai dunia akademik. Itu dunia Muhammadiyah," kata Busyro di Kampus UII Cik Di Tiro, Sabtu (30/5).
"Jadi dengan membawa nama Muhammadiyah Klaten itu cara-cara PAUD yang menunjukkan kerja 'ecek-ecek'. Sudah teror pertama (kepada Guru Besar UII) ecek-ecek, teror kedua (kepada keluarga panitia) ecek-ecek," katanya.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Busyro mengatakan bahwa teror yang dilakukan orang tidak dikenal itu adalah bentuk teror yang berlapis.
"Gejala ini gejala apa? Ini gejala praktik ala orde baru diulang lagi. Dan, itu sideback secara kultural. Pembunuhan pada demokrasi dan penghinaan kepada dunia kampus khususnya akademisi," katanya.
ADVERTISEMENT
Pencatutan itu dilakukan dalam pesan bernada ancaman yang dikirim orang tak dikenal kepada keluarga mahasiswa panitia yang digelar Constitutional Law Society (CLS) atau Komunitas Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
Diskusi bertajuk dengan tajuk awal 'Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan' itu menuai polemik. Kemudian judul sempat diubah menjadi 'Meluruskan Persoalan Pemberhentian Presiden Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan' sebelum akhirnya dibatalkan.
Poster diskusi komunitas di FH UGM saat belum diganti judul. Foto: Dok. Istimewa
Abdul Rodhi, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten, angkat bicara terkait pencatutan tersebut. Dia menjelaskan Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang mengedepankan kebijaksanaan dan pendekatan ihsan dalam gerak dakwahnya.
"Bahwa Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten menyesalkan terjadinya tindakan ancaman, teror dan intimidasi terhadap penyelenggaraan diskusi ilmiah mahasiswa CLS," jelas Rodhi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/5).
ADVERTISEMENT
"Bahwa Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten tidak terkait dan tidak bertanggung jawab atas tindakan teror pelaksanaan aktivitas akademik dimaksud," tegasnya.
Klarifikasi panitia diskusi komunitas di FH UGM. Foto: Instagram @clsfhugm
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.