Restu Megawati untuk Eri Cahyadi di Pilwalkot Surabaya

3 September 2020 8:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eri Cahyadi  saat terima rekomendasi PDIP. Foto: DPC PDIP Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
Eri Cahyadi saat terima rekomendasi PDIP. Foto: DPC PDIP Surabaya
ADVERTISEMENT
PDIP resmi mengusung Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, sebagai calon wali kota pengganti Risma. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, merestui Eri untuk berpasangan dengan kader PDIP, Armuji.
ADVERTISEMENT
Megawati memerintahkan seluruh kader di Jawa Timur untuk memenangkan Surabaya. Presiden ke-5 RI itu mewanti-wanti kader yang tidak solid dan melenceng dari tugas partai.
Eri Cahyadi dan Armuji terima rekomendasi PDIP. Foto: DPC PDIP Surabaya
"Jadi insyaallah, semua partai, struktur di bawah sampai tingkat anak ranting sudah ada komando saya: menangkan Surabaya, harus solid. Siapa yang enggak solid, pasti saya pecat. Siapa pun saya pecat dan tidak menunggu waktu," ujar Megawati saat memberikan sambutan rekomendasi 21 cakada secara daring, Rabu (2/9).
Megawati tak menyebutkan secara spesifik alasannya merestui Eri. Ia mengaku memiliki hak prerogatif untuk memilih siapa yang bakal didukung di Pilwalkot Surabaya. Sehingga, sudah menjadi kewajiban kader untuk mematuhi keputusannya.
Megawati Soekarnoputri umumkan Cakada PDIP Gelombang ke-III. Foto: PDIP
"Kalau saya lihat ada yang nyeleweng, sudah tahu saya. Makanya terbuka, umum. Silakan. Kenapa? Itu hak saya, prerogatif saya, siapa yang tidak menurut kepada Ketumnya sebagai simbol partai, saya jatuhkan sanksi," ujar Megawati.
ADVERTISEMENT
Eri menyingkirkan calon terkuat, Wakil Wali Kota Surabaya sekaligus kader senior PDIP, Whisnu Sakti Buana, dan 13 kandidat lainnya. Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, memberikan alasan mengapa partai berlogo banteng itu mendukung Eri.
"Eri merupakan sosok PNS yang dibesarkan dari kalangan Nahdliyin, dan ini juga menunjukkan bagaimana proses kaderisasi kepemimpinan itu dilakukan dengan baik oleh Ibu Tri Rismaharini," kata Hasto.
"Karena saya dapat informasi bahwa saudara Eri ini telah cukup lama mempersiapkan diri," imbuhnya.
Wakil kalikota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Pemilihan Eri-Armuji sekaligus mengakhiri polemik pemilihan calon wali kota Surabaya di tubuh PDIP. Alotnya keputusan cawali Surabaya sempat terlihat saat PDIP tiga kali menunda pengumuman calon yang mereka usung.
Psikolog Politik dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Andik Matulessy, menilai PDIP sempat kebingungan menentukan calonnya.
ADVERTISEMENT
"PDIP kebingungan dalam menentukan calon wali kotanya. Di satu sisi ada birokrasi Pak Eri Cahyadi yang juga tangan kanannya Bu Risma (Wali Kota Surabaya). Tapi di sisi lain ada Pak Whisnu (Wakil Wali Kota Surabaya) yang memiliki kemampuan dalam pengerahan konstituen. Jadi sekarang pilih yang mana, makanya kebingungan," ujar Andik dilansir Jatim Now.
Eri Cahyadi dan Machfud Arifin. Foto: Instagram/@cak.machfudarifin dan Instagram/@ericahyadi-
Andik menilai, lawan Eri di Pilwalkot nanti, Machfud Arifin, banyak mendapatkan dukungan dari tokoh NU. Apalagi, PDIP akan sendirian berhadapan dengan mantan Kapolda Jatim yang diusung 8 partai politik itu.
"Kalau saya lihat, MA (Machfud Arifin) banyak mendapatkan dukungan dari NU. Sementara PDIP kuat dalam konteks fanatisme terhadap partainya," ujar Andik.
"MA juga didukung oleh tokoh-tokoh. Kalau saya baca di koran, banyak tokoh yang mendukung MA dan terus mengalir, seperti dari Pak Dahlan Iskan. Sehingga bangunan image sebagai wali kota semakin kuat," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Risma, yang sebenar lagi akan menanggalkan jabatan, memberi pesan khusus kepada Eri dan Armuji. Risma meminta membawa Surabaya menjadi kota yang bisa membuat warganya sejahtera.
“Itulah cita-cita kemerdekaan dan Pancasila. Yakni, diwujudkan negara yang adil, makmur, sejahtera dan sentosa,” tutup Risma.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***