Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Retno Lestari Priansari Marsudi, putri Semarang yang sepak terjangnya di dunia diplomasi internasional, sudah tidak diragukan lagi. Begitu lulus dari jurusan Hubungan Internasional UGM, Retno langsung lolos beasiswa master dari Kementerian Luar Negeri yang kemudian menjadi lembaga yang membesarkan namanya.
ADVERTISEMENT
Di usia 30 tahun, Retno sudah ditunjuk menjadi diplomat di Australia. Saat itu, ia dipercaya untuk menjelaskan isu-isu pembantaian warga Timor Leste di Santa Cruz, Dili. Insiden itu sempat diwarnai dengan isu-isu yang memojokkan Indonesia.
Kerja keras Retno di Kementerian Luar Negeri berbuah manis. Tahun 1997, ia ditunjuk menjadi sekretaris bidang ekonomi di Kedubes Indonesia di Den Haag, Belanda.
Setelah itu, berbagai jabatan di Kemenlu sempat ia emban. Mulai dari Direktur Eropa dan Amerika, Dubes Indonesia untuk Norwegia dan Islandia, hingga Dirjen Eropa dan Amerika yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di dua benua itu. Sebelum menjadi Menlu, ia merupakan Dubes Indonesia untuk Belanda.
Sepak terjangnya di Kemenlu, ditambah dengan isu ekonomi dan HAM yang menjadi unggulan Retno, berhasil menarik hati Presiden Joko Widodo. Kariernya selama 22 tahun di bidang diplomatik, menobatkannya menjadi menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Prestasi Retno sebagai menteri terlihat saat Indonesia menjadi tuan rumah peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika tahun 2015 lalu. Tak hanya itu, Indonesia juga dipercaya menggelar Pertemuan Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 2016.
Di bawah kepemimpinan Retno pula, Indonesia meneken kerja sama trilateral dengan Malaysia dan Filipina soal keamanan perairan serta penanggulangan terorisme. Di luar negeri, Retno juga memegang peranan penting dalam diplomasi di PBB soal kasus Rohingya.
Puncaknya, Indonesia berhasil terpilih kembali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. Dengan segudang prestasi yang diraih Indonesia di kancah internasional di Era Retno, tak heran, Jokowi kembali mempercayakan jabatan menteri kepada Retno.