Revitalisasi TIM Tak Sesuai Kemauan Seniman, F-PDIP DPRD DKI Akan Panggil Jakpro

23 Maret 2022 11:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Progres revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta, Sabtu (27/2). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Progres revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta, Sabtu (27/2). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta menggelar audiensi dengan Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (FSP-TIM). Pertemuan itu dilakukan di ruang Fraksi PDIP pada Selasa (22/3).
ADVERTISEMENT
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Johny Simanjuntak mengatakan kedatangan para seniman itu untuk mengadukan revitalisasi TIM yang tidak dijalankan sesuai kesepakatan antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan para seniman.
Sebelumnya para seniman TIM telah menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait revitalisasi TIM dengan TGUPP Gubernur, Jakpro, dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta sebanyak 7 kali pada April 2020 hingga Mei 2021.
"Menurut mereka, bangunan, pencahayaan, akustik gedung pertunjukan di TIM yang direvitalisasi itu mereka enggak diikutsertakan. Memang sudah ada FGD, tapi hasil FGD itu tidak dilaksanakan oleh Jakpro," kata Johny kepada wartawan terkait hasil audiensi, Rabu (23/3).
Proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Senin (22/3). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Johny menjelaskan pembangunan fisik yang sudah dilakukan tidak sesuai dengan keinginan para seniman. Ia mencontohkan kapasitas gedung pertunjukan yang mencapai 1.000 kursi.
ADVERTISEMENT
"Untuk apa coba? Itu mah lebih ke kegiatan seni pop. Kan sudah banyak kalau itu di Jakarta. Harusnya, daya tampungnya cukup 600 agar ada kedekatan antara penonton dengan pertunjukan teater itu sendiri," kata Johny.
Contoh lainnya soal tata cahaya, tata suara, dan akustik yang tidak sesuai dengan seni teater. Menurut Johny, hal itu terjadi karena dalam pembangunannya tidak melibatkan seniman.
Selain itu juga soal pengelolaan, kata Johny, seniman peduli TIM meminta agar pengelolaan tidak sepenuhnya dipegang oleh Pemprov DKI.
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Senin (22/3). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
"Jadi usulan mereka ada badan layanan urusan daerah (BLUD), jadi mereka memberikan pelayanan publik," kata Johny.
"Jadi bukan hanya pembangunan fisik tok, dan bukan cuma profit oriented," tambah dia.
Terkait hasil audiensi tersebut, Johny memastikan dalam waktu dekat akan memanggil pihak Jakpro. Pihaknya akan meminta Jakpro mengikuti keputusan dalam Focus Group Discussion yang pernah digelar antara seniman dengan Jakpro.
Pembangunan proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Senin (22/3). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
"Kita nanti akan memanggil Jakpro ke Fraksi PDI Perjuangan. Kita minta hasil Focus Group Discussion dengan para seniman itu dilaksanakan," kata Johny.
ADVERTISEMENT
"Terus kita minta pengelolaannya jelas, karena kalau pengelolaannya oleh Jakpro kan repot. Zaman Bang Ali Sadikin kan seperti itu, seniman diberikan kesempatan mengelola. Karena TIM kan sebagai etalase seni dan tempat produksi seni," pungkasnya.