RI Baru Mulai, China Sudah Terbiasa Masak Pakai Kompor Listrik

20 Februari 2018 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggunaan kompor listrik di China. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan kompor listrik di China. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia kini menggencarkan kampanye penggunaan kompor listrik atau induksi sebagai alternatif pengganti peralatan masak berbahan bakar gas (LPG).
ADVERTISEMENT
Saat di Indonesia baru memulai, keberadaan kompor listrik ternyata telah populer dan masif digunakan warga di China. Dapur-dapur di pemukiman di China kini lebih banyak diisi dengan peralatan memasak dari listrik daripada gas. Selain ramah lingkungan dan aman, pasokan aliran listrik yang ‘non-stop’ membuat warga lokal dan asing di China merasa nyaman menggunakan kompor induksi.
Tentunya, penggunaan energi listrik yang masif di rumah tangga bisa mengurangi kebutuhan dan ketergantungan gas dari luar negeri karena China termasuk daftar negara besar pengimpor migas.
Penggunaan kompor listrik di China. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan kompor listrik di China. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
Fang dan Su Tina menuturkan kepada kumparan (kumparan.com), perlengkapan memasak di rumahnya telah beberapa tahun diisi dengan kompor, oven, hingga teko listrik. Su Tina menuturkan, apartemen milik orang tuanya di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong sudah tak lagi menggunakan gas sebagai sumber energi untuk memasak.
ADVERTISEMENT
“Dapur di apartemen orang tua saya sudah 2 tahun terakhir tak lagi menggunakan gas. Peralatan memasak seperti kompor sudah menggunakan listrik,” ujar Su Tina dilaporkan kontributor kumparan di China Feby Dwi Sutianto, Selasa (20/2).
Penggunaan kompor listrik di China. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan kompor listrik di China. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
Sementara Fang menyebutkan, peralatan memasak di apartemen orang tua dan neneknya menggunakan 2 pilihan energi, yakni gas dan elektrik.
Lanjut Fang, sang nenek yang menetap di Kota Liupanshui, Provinsi Guizhou kini lebih banyak memakai peralatan memasak dari listrik ketimbang gas karena pertimbangan keamanan dan ramah lingkungan.
Namun, sang nenek juga kadang masih menggunakan gas sebagai energi alternatif.
“Nenek saya sekarang memasak memakai kompor listrik dan microwave, serta peralatan elektrik lainnya untuk memasak. Itu sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Kalau gas, masih dipakai cuma jarang,” kata Fang yang banyak menghabiskan waktu bersama sang nenek sejak remaja.
Penggunaan kompor listrik di China. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan kompor listrik di China. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
Hal serupa juga diceritakan oleh warga asing yang berdomisili di Kota Xiamen, Provinsi Fujian. Tareq, mahasiswa pasca sarjana asal Bangladesh menuturkan, sejak 1,5 tahun lalu dia telah menggunakan kompor listrik di asrama kampus.
ADVERTISEMENT
Ia membeli kompor listrik dari toko online seharga RMB 160 atau setara Rp 320.000 (RMB 1 = Rp 2.000). Baginya, menggunakan kompor elektrik sangat nyaman dan praktis.
“Kalau di negara saya, kompor gas masih populer karena di negara saya pasokan listrik kadang mati. Kalau di China, belum pernah mati listrik. Kemudian, kompor listrik bisa digunakan dengan sangat cepat,” ungkap Tareq.
Hal sama juga diceritakan Yusuf, Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah menetap selama 12 tahun di China. Yusuf menuturkan, apartemen yang ditempatinya bersama keluarga terdapat peralatan memasak dengan sumber energi listrik dan gas.
Sumber energi gas di apartemennya dipasok menggunakan jaringan gas perumahan yang dibayar setiap 2 bulan. Selama memakai 2 energi tersebut, Yusuf mengaku pasokan listrik dan gas berjalan sangat lancar. Untuk harga, tarif listrik diakuinya tak pernah ada kenaikan, sedangkan gas ada beberapa kali penyesuaian.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya lebih sering pakai kompor listrik. Tapi saya juga pakai sumber gas. Kalau soal pasokan listrik dan gas, listrik sama sekali tak pernah mati dan pasokan gas berhenti kalau ada perbaikan rutin saja,” ungkapnya.