RI Jajaki Kerja Sama dengan AstraZeneca meski Uji Klinis III Ditunda

11 September 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pascal Soriot, CEO AstraZeneca. Foto: Ben STANSALL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pascal Soriot, CEO AstraZeneca. Foto: Ben STANSALL / AFP
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksin corona masyarakat Indonesia. Kerja sama dengan berbagai negara terus dijajaki.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya sudah ada beberapa yang sudah menyatakan komitmennya. Di antaranya Sinopharm dan Sinovac (China) serta Genexine (Korea Selatan).
"Kami sejak awal melakukan penjajakan kepada CEPI WHO di mana alhamdulillah kemarin Menkes Terawan dengan UNICEF PBB. Tentu juga kami melakukan penjajakan dengan pihak-pihak lainnya seperti AstraZeneca, Cansino, ataupun Pfizer, di mana ini terus kita jajaki," ujar Erick Thohir dalam orasi ilmiah Dies Natalis Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat (11/9).
Soal AstraZeneca ini menarik. Pasalnya belum lama ini, produsen vaksin baru saja menghentikan proses uji klinis III di Inggris.
Sebab, ada sejumlah relawan yang merasakan efek samping aneh. Mereka pun harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Pihak AstraZeneca juga menegaskan akan meneliti persoalan ini secara serius. Sebab, dalam penelitian pasti akan selalu ada kemungkinan demikian.
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dapatkan Komitmen 340 Juta Dosis Vaksin
ADVERTISEMENT
Menurut Erick Thohir, ada 340 juta dosis vaksin yang tersedia pada akhir 2020 sampai 2021. Namun, kata dia, itu belum mencukupi untuk menjamin seluruh populasi masyarakat Indonesia.
"Sebagai catatan dari total vaksin yang kita dapatkan sekitar 340 juta ini, itu bukan berarti kita sudah menjamin atau secure semuanya untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Menteri BUMN itu.
Sebab, vaksin seperti milik Sinovac mengharuskan setiap individu divaksin dengan dua suntikan. Dengan demikian, kata dia, 340 juta vaksin tersebut baru untuk memenuhi vaksin bagi 170 juta rakyat Indonesia.
"Kalau dibandingkan dengan beberapa negara seperti Inggris walaupun ada hits up di AstraZeneca, Inggris itu memesan tiga empat kali dari vaksin yang dibutuhkan. Hari ini saya mendapat kabar bahwa Jepang bersama Pfizer mendapatkan 100 persen vaksin," urainya.
ADVERTISEMENT
Dengan penjajakan dengan berbagai negara, Erick berharap kebutuhan masyarakat Indonesia bisa segera terpenuhi. Tentu juga dengan mengembangkan vaksin Merah Putih, yang diproduksi tahun 2022.
Infografik Kejar Target Vaksin Corona di RI. Foto: Masayu Antarnusa/kumparan