
Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Ribka Tjiptaning, kembali mempertanyakan soal keamanan vaksin corona Sinovac yang dipakai untuk vaksinasi di Indonesia. Ribka kembali menyinggung soal vaksin kaki gajah yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia di Majalaya.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin mempertegas pertanyaan saya dua hari lalu karena jawaban saudara Menteri tidak terjawab. Jadi ditanya lagi sama teman-teman, Bio Farma hanya jawab sedikit soal lumpuh layu, yang juga katanya vaksin dari asing. Ya sama saja Sinovac juga dari asing kan, terus tadi dipertegas sama teman-teman, kesiapan kita, terus kaki gajah yang 12 orang mati di Majalaya apa alasannya?" kata Ribka di Kompleks Parlemen, Kamis (14/1).
"Dulu dua bus, keluarganya datang ke DPR, saya yang terima di sini protes 12 orang langsung meninggal di Majalaya," lanjutnya.

Ribka juga menyinggung soal SDM kesehatan yang tersedia saat ini di Indonesia. Ribka mengkritik ada banyak dokter-dokter muda yang dapat membantu penanganan pandemi virus corona, namun tidak dimanfaatkan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Saya ketemu dokter di NTT bagaimana dia mau mengurus STR atau SIP harus ada STR. STR harus ada ngumpulin sertifikat, ikut seminar-seminar itu lah. Dia bilang sama saya dokter di NTT itu gimana saya mau bisa ikut seminar, ongkos ke Jakartanya berapa pesawat. Berarti dia enggak punya SIP," jelasnya.
"Kayak gitu kan sebetulnya bisa dimanfaatkan. Itu tanda terima kasih negara, jadi diangkat saja. Toh kita lagi butuh sekarang. Sudah terjawab satu-satu, sudah saya kasih umpama," lanjutnya lagi.

Menurut Ribka, rumah sakit seperti RSCM dan RS Fatmawati kewalahan menangani pasien virus corona bukan karena ruang rawatnya yang tidak ada. Melainkan karena kekurangan SDM, sehingga ia mendesak Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk melakukan terobosan.
ADVERTISEMENT
"Beberapa rumah sakit tuh kayak SDM-nya tidak ada. Ini harus ada terobosan supaya saudara Menteri bisa jawab, gitu loh. Supaya tidak terkesan bahwa Menkesnya ini Menteri Vaksin atau Menteri COVID-19 gitu. Tapi Menteri Kesehatan seutuhnya, bisa jawab semuanya. Kan biasanya juga di belakang-belakang teman-teman Dirjen ini bisa jawab, kan gitu, bisa dibantu," tuturnya.
Ribka menegaskan Menkes juga harus bisa menjawab permasalahan SDM kesehatan. Bukan hanya soal vaksin.
"Meskipun ini prioritas vaksin, tapi bisa jawab. Ini kan berkaitan juga masalah SDM macam-macam," pungkasnya.