Ribuan Anak SD Terpapar Narkoba pada 2019

17 Januari 2020 20:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakapolri Komjen Gatot memberikan pengarahan soal bahaya narkoba di Universitas Pancasila. Foto: Dok. Universitas Pancasila
zoom-in-whitePerbesar
Wakapolri Komjen Gatot memberikan pengarahan soal bahaya narkoba di Universitas Pancasila. Foto: Dok. Universitas Pancasila
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono memberi pidato perihal bahaya narkoba di Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Gatot pada kesempatan itu didaulat menjadi keynote speaker dalam diskusi tentang narkoba, Jumat (17/1).
"Narkoba berkembang karena ada dua faktor supply dan demand," kata Gatot.
Hadir dalam diskusi itu sejumlah pembicara dan tamu antara lain Ketua Pengawas YPP-UP Letjen TNI (Purn) Agung Gumelar, Rektor UP Prof Wahono, dan Ketua Alumni UP Dikki Amar.
Wakapolri Komjen Gatot memberikan pengarahan soal bahaya narkoba di Universitas Pancasila. Foto: Dok. Universitas Pancasila
Gatot juga merisaukan soal rehabilitasi pada pengguna narkoba yang kerap tidak sampai tuntas. Mereka tidak dipulihkan sampai selesai.
"Akhirnya menggunakan narkoba lagi," kata Gatot.
Selain itu juga Gatot memberikan gambaran pengguna narkoba di kalangan remaja pada 2019. Gatot memberikan data berdasarkan yang dia peroleh dari Direktorat Narkoba Polri.
"Untuk SD sudah 7.400, SMP ada 13 ribu, dan SMA 27 ribu. Ini data dari Direktorat Narkoba," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Untuk anak-anak, biasanya dicekoki melalui makanan, jadi tanpa si anak sadar.
"Untuk anak-anak dibuat seperti permen dan macam-macam lainnya. Kita berikan edukasi," ujar dia.
Wakapolri Komjen Gatot memberikan pengarahan soal bahaya narkoba di Universitas Pancasila. Foto: Dok. Universitas Pancasila
Modus bandar narkoba menjerat korbannya juga dipaparkan Gatot. Awalnya diberi gratis, kemudian diberi lagi, hingga mulai kecanduan dan diminta beli sendiri.
"Mereka mengajak teman-temannya yang baru dan dalam penggunaan narkoba lebih senang bersama-sama," imbuhnya.
Gatot juga menguraikan, garis pantai Indonesia yang sangat luas membuat narkoba dari luar mudah masuk ke Indonesia.
"Luas garis pantai memunculkan pelabuhan tikus, mereka memasukkan barang haram ke negara kita," ujarnya.
"Ada 200 narkoba jenis baru, dan 76 sudah ditemukan di kita. 74 dari narkoba itu sudah dimasukkan ke dalam aturan kita," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Gatot mengajak Universitas Pancasila, mulai dari mahasiswa, dosen, dekan, hingga rektor untuk menjadi agen perubahan memerangi narkoba.
"Tingkatkan daya tangkal narkoba sejak usia dini," ujar Gatot yang mengapresiasi Universitas Pancasila karena membentuk Satgas Narkoba di lingkungan internal.
Wakapolri Komjen Gatot memberikan pengarahan soal bahaya narkoba di Universitas Pancasila. Foto: Dok. Universitas Pancasila
Universitas Pancasila Melawan Narkoba
Dalam kesempatan itu, Rektor Prof Wahono menegaskan komitmen kampusnya bahwa dalam rekrutmen mahasiswa di Universitas Pancasila para calon mahasiswa harus menyerahkan surat pernyataan bebas narkoba.
"Dan menandatangani surat perjanjian untuk tidak terlibat dalam berbagai perilaku negatif di lingkungan kampus, sehingga apabila melanggar perjanjian tersebut, mereka sudah mengetahui konsekuensinya," tegas dia.
Wahono juga menyampaikan Universitas Pancasila juga sudah sejak lama melaksanakan tes urine secara serempak yang merupakan implementasi MoU dengan BNN.
ADVERTISEMENT