Ribuan Warga Israel Demo, Desak Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza

7 Mei 2024 10:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerabat dan pendukung sandera yang ditawan oleh militan Palestina di Gaza selama serangan 7 Oktober, memegang spanduk dan mengibarkan bendera nasional selama demonstrasi yang menyerukan pembebasan mereka, di kota Israel Tel Aviv pada (6/5/2024). Foto: JACK GUEZ / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kerabat dan pendukung sandera yang ditawan oleh militan Palestina di Gaza selama serangan 7 Oktober, memegang spanduk dan mengibarkan bendera nasional selama demonstrasi yang menyerukan pembebasan mereka, di kota Israel Tel Aviv pada (6/5/2024). Foto: JACK GUEZ / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ribuan warga Israel melakukan protes di seluruh negeri. Mereka meminta pemerintah Benjamin Netanyahu untuk menerima kesepakatan gencatan senjata Hamas di Gaza, Senin (6/5).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Guardian, setidaknya seribu pengunjuk rasa berkumpul di dekat markas pertahanan di Tel Aviv. Sementara di Yerusalem, ratusan warga berbaris menuju kediaman Netanyahu dengan membawa spanduk bertuliskan, “Darah ada di tangan anda.”
Senin (6/5) malam, polisi dua kali membubarkan protes besar di jalan raya Ayalon Tel Aviv.
Jalan raya tersebut, pusat protes anti-pemerintah selama setahun terakhir, diblokir oleh keluarga sandera dan pihak lain yang mendukung kesepakatan untuk membebaskan tawanan.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan ratusan demonstran menabuh genderang, mengacungkan poster, dan meneriakkan slogan-slogan.
“Bibi meninggalkan para sandera!” teriak para demonstran.‎ Bibi adalah panggilan Netanyahu.
Kerabat dan pendukung sandera yang ditawan oleh militan Palestina di Gaza selama serangan 7 Oktober, memegang spanduk dan mengibarkan bendera nasional selama demonstrasi yang menyerukan pembebasan mereka, di kota Israel Tel Aviv pada (6/5/2024). Foto: JACK GUEZ / AFP
Di Tel Aviv, seorang ibu yang putranya masih ditahan di Gaza, Einav Zangauker, mengatakan kepada masyarakat bahwa ini adalah waktunya Israel menerima kesepakatan Hamas.
ADVERTISEMENT
Sambil mengacungkan megafon, Zangauker berdiri di atap mobil dan berbicara di depan banyak pengunjuk rasa.
“Kami tidak akan membiarkan anda terus menelantarkan anak-anak,” katanya.
Netanyahu mendapat tekanan yang semakin besar dari keluarga sandera untuk mencapai kesepakatan bagi pembebasannya.
Mereka juga menganggap operasi darat di Rafah bisa semakin membahayakan warga yang masih disandera.
Kerabat dan pendukung sandera yang ditawan oleh militan Palestina di Gaza selama serangan 7 Oktober, memegang spanduk dan mengibarkan bendera nasional selama demonstrasi yang menyerukan pembebasan mereka, di kota Israel Tel Aviv pada (6/5/2024). Foto: JACK GUEZ / AFP
Di sisi lain, Netanyahu juga menghadapi tekanan dari mitra garis keras dalam koalisinya. Mereka menuntut agar Netanyahu melanjutkan ancamannya terhadap Rafah. Mereka pun siap meruntuhkan pemerintahannya jika PM Israel itu menyetujui gencatan senjata.
Dalam unggahan di X, pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mengatakan pemerintah tidak serius dalam membebaskan para sandera.
“Pemerintah yang ingin memulangkan para korban penculikan harus segera mengadakan diskusi dan mengirimkan tim [negosiasi] ke Kairo, tidak secara histeris mengeluarkan tiga pengarahan berbeda dari berbagai pihak dan menghancurkan hati keluarga mereka. Sebuah aib nasional. Tidak ada batasannya,” tulisnya.
ADVERTISEMENT