Ribut Dipicu Futsal: Polisi Periksa Siswa SMA di Surabaya yang Babak Belur

5 Agustus 2022 17:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeroyokan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeroyokan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Satreskrim Polrestabes Surabaya terus mendalami kasus pengeroyokan 3 pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dilakukan oleh kelompok diduga dari alumni SMA sekolah negeri di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengatakan unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya memanggil korban pengeroyokan tersebut pada Jumat (5/8).
"Hari ini korban diperiksa di Jatanras," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana kepada kumparan, Jumat (5/8).
Dia mengungkapkan sementara ini ada dua korban yang menjalani pemeriksaan guna pendalaman kasus tersebut.
Selain itu, polisi juga memanggil sejumlah saksi yang berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada saat penganiayaan terjadi. Namun, ia tak menyebutkan berapa jumlah saksi yang dipanggil.
"Sementara baru 2 korban dan beberapa saksi yang ada di TKP," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Surabaya Edi Chritijanto menyampaikan terkait penanganan kasus pengeroyokan pelajar.
Edi menjelaskan pemerintah kota Surabaya akan mengambil langkah dengan melakukan operasi yang menyasar pada kerumunan pelajar di malam hari.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan provinsi Jawa Timur untuk menggelar sosialisasi ke beberapa SMA di Surabaya termasuk SMA 7.
"Selain asuhan rembulan tk. Pusat, kami minta seluruh camat mengadakan operasi Asuhan Rembulan kecamatan dengan melibatkan polsek dan koramil, membubarkan kerumunan dan aktivitas siswa atau masyarakat di malam atau dini hari," terangnya.
"Kami koordinasi dengan Satpol PP provinsi Jatim dan Dinas Pendidikan provinsi Jatim untuk masuk ke SMA 7 dan SMA lainnya melakukan edukasi," imbuh dia.
Sebelumnya, tiga pelajar berinisial D (17), SL (17), dan RZ (17) dikeroyok hingga disulut rokok oleh sejumlah orang yang mengatasnamakan dari alumni SMA 7 Surabaya.
Latar Belakang Kasus
Kasus ini bermula dari sebuah candaan video yang dikirim via WhatsApp oleh salah satu korban kepada temannya dari SMA 7, usai mereka bertanding Futsal.
ADVERTISEMENT
Tapi justru temannya malah memberikan nada berbeda. Hingga terjadi kesalahpahaman yang berujung pada keributan. D mengaku saat melakukan chat dengan temannya hanya bercanda soal ucapan menantang SMA 7.
Rupanya candaan D, malah dianggap serius. Sejumlah orang mengontak D via telepon dan mengajak bertemu. D lalu mengiyakan ajakan bertemu itu.
"Akhirnya ditelepon saya bilang Mas ayo ketemuan, pengin cepat selesai kan masalahnya. Saya tanya Mas-nya orang 2 ta? Dijawab iya orang 2. Di juga bilang aman kamu tidak saya apa-apakan. Akhirnya kita ketemuan saya ngajak teman saya 1 orang. Sekitar jam 1 malam di Jalan Koblen." imbuhnya.
Rupanya pertemuan dengan orang-orang yang mengontaknya itu jadi petaka buat D dan dua temannya. Pada Minggu (31/7) hari, di lokasi ternyata ada puluhan orang.
ADVERTISEMENT
Dan, tiba-tiba mereka diserang dan dikeroyok menggunakan helm oleh sekumpulan orang tersebut.
"Terus saya kaget tiba-tiba dikepruk sama helm dan dikeroyok. Pas pukul helm kena kepala. Terus saya dikeroyok kena mata pandangan saya kabur tapi saya masih sadar kalau dipukuli," pungkasnya.
Tak sampai di situ, korban kemudian dibawa lagi ke Jalan BKR Pelajar Surabaya. Pada saat di lokasi, ada seorang pria yang mengaku sebagai orang tua korban yang dikeroyok oleh teman sekolah D.
"Saya diinterogasi lagi nanya masalah siapa yang ngeroyok anak SMA 7. Habis itu saya dikeroyok terus saya ditemui sama korban yang dikeroyok SMK dr. Soetomo tadi. Saya dipukuli lagi," ujarnya.
Mengetahui hal tersebut, lima orang dari pelaku pengeroyokan mengamankan kedua korban itu ke suatu tempat sekitar pukul 03.00 WIB.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya saya dibawa lagi. Terus saya diajak muter-muter habis itu dikasih minum makan sekitar jam 3-an saya sudah siap-siap dipulangkan," ujar dia.
Tapi rupanya D tidak jadi dipulangkan, dia kembali dipukuli oleh para pelaku yang mengaku sudah alumni itu.
Para pelaku juga mengambil HP korban, dan melakukan chat dengan teman korban R, agar datang ke lokasi.
"Saya diinterogasi lagi sambil leher saya disulut rokok dan diajak duel 1 lawan 1 sama 4 orang. Pas duel HP saya diambil lagi kan. Ternyata HP saya dibajak nge-chat teman saya anak SMK dr. Soetomo inisial R disuruh jemput saya mancing korban ketiga untuk datang," katanya.
Sekitar pukul 06.00 WIB pagi, korban R menghampiri D di lokasi. Saat R tiba, langsung diserang oleh sekelompok orang tersebut. Bahkan pelaku memukul R menggunakan paving block.
ADVERTISEMENT