Ridwan Kamil: Ada 15 Pemudik di Jabar Positif Corona, Potensi Penularan Tinggi

10 Mei 2021 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara sejumlah kendaraan melintasi check point penyekatan di Tol Cikarang Barat KM 31, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (7/5/2021). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara sejumlah kendaraan melintasi check point penyekatan di Tol Cikarang Barat KM 31, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (7/5/2021). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah telah melarang mudik karena pandemi corona, namun banyak masyarakat yang tetap nekat mudik.
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil mengungkapkan terdapat 15 orang yang memaksa mudik di dalam wilayah Jabar terinfeksi corona. Dengan penemuan ini, Emil merasa potensi penularan corona masih tinggi apabila mudik dibiarkan.
"Dan berita terbesar, ada 15 pemudik terpapar COVID-19, 15 pemudik ini kita lakukan pengetesan di razia di beberapa tempat menunjukkan teori kita betul (potensi penularan tinggi) kalau dilepas begitu saja," kata dia di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (10/5).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan program PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara) di Puskesmas Cikarang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Senin (1/2). Foto: Rizal/Humas Jabar
Ridwan Kamil tak menjelaskan detail soal 15 pemudik yang positif corona itu. Termasuk tujuan asalnya dari mana dan hendak ke mana. Dia hanya meminta masyarakat bijak terhadap larangan mudik, jangan sampai keluarga di kampung halaman jadi tertular corona.
ADVERTISEMENT
"Ada sekian persen yang terpapar COVID-19, nanti kasihan orang tua yang didatangi oleh mereka yang terpapar COVID-19 tadi," jelas dia.
Polisi mengatur lalu lintas kendaraan saat penyekatan di jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Kamis (6/5). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Menurut Emil, mudik adalah kegiatan yang baik karena bertujuan untuk silaturahmi saat Lebaran. Akan tetapi di sisi lain, tetap harus memperhatikan faktor bahaya pandemi corona.
"Dalam syariat Islam, karena pemudik rata-rata muslim, kalau ada kebaikan bentrok dengan kebahayaan, maka syariatnya adalah mendahulukan membereskan kebahayaan," ucap dia.
"Jadi kalau ada mudik dan COVID-19 maka COVID-19 dulu dibereskan baru setelah beres kita bisa mudik dengan normal," pungkas dia.