Ridwan Kamil Cek Rekomendasi WHO soal Disinfektan: Jika Tak Efektif Dihentikan

3 April 2020 20:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di command center penanganan virus corona Pemprov Jabar. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di command center penanganan virus corona Pemprov Jabar. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, memastikan pihaknya bakal menampung pendapat dari peneliti ITB yang menyatakan disinfektan berbahaya bagi manusia. Menurut pria yang akrab disapa Emil tersebut, pihaknya bakal mengecek anjuran WHO mengenai disinfektan.
ADVERTISEMENT
Jika ternyata efektif, katan Emil, penyemprotan disinfektan secara massal bakal dilanjutkan. Namun jika tidak dan justru berbahaya bagi kesehatan, Emil siap menghentikannya.
"Kami akan melakukan pengecekan ke WHO apakah penyemprotan disinfektan secara massal di jalan-jalan juga efektif atau tidak, kalau masih efektif kita lakukan dan kalau tidak saya perintahkan untuk diberhentikan," kata Emil di Gedung Pakuan Bandung, Jumat (3/4).
Sejauh ini, Emil mengatakan, ia sudah mencabut bilik sterilisasi di Gedung Sate dikarenakan WHO telah mengimbau agar tidak digunakan. Diketahui, bilik di Gedung Sate ditempatkan di jalan masuk. Di sana, warga yang hendak masuk mesti dicek suhu tubuh dan masuk ke bilik untuk disemprot disinfektan.
"(Bilik) disinfektan misalkan di Gedung Sate sudah saya cabut karena chamber sterilization (bilik sterilisasi) itu ternyata menurut WHO itu tidak efektif maka tidak kami lakukan," kata Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, bahan disinfektan ternyata berbahaya, bukan hanya bagi tubuh, tapi juga untuk lingkungan. Para peneliti dari ITB memberi peringatan bahaya disinfektan.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di command center penanganan virus corona Pemprov Jabar. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
"Disinfeksi didefinisikan sebagai penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat membunuh kuman/mikroba (bakteri, fungi, dan virus) yang terdapat di permukaan benda mati (non-biologis, seperti pakaian, lantai, dinding) (Centers for Disease Control and Prevention, CDC)," demikian pernyatan ITB seperti dikutip dari laman itb.ac.id, dengan judul 'Tanggapan terhadap maraknya penggunaan disinfektan pada bilik disinfeksi untuk pencegahan COVID-19', Minggu (29/3).
Hasil penelusuran ITB, berbagai macam cairan disinfektan yang digunakan untuk bilik disinfeksi di masyarakat ini d iantaranya adalah diluted bleach (larutan pemutih/natrium hipoklorit), klorin dioksida, etanol 70%, kloroksilenol, electrolyzed salt water, amonium kuarterner (seperti benzalkonium klorida), glutaraldehid, hidrogen peroksida (H2O2) dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jubir penanggulangan corona Achmad Yurianto, sudah menerangkan bahwa, bahan kimia yang terkandung di dalam disinfektan tidak baik jika dikontakkan ke tubuh manusia.
"Penggunaan disinfektan itu bukan material kimia yang boleh dikontakkan ke tubuh manusia," kata Yuri dalam rapat kerja online bersama komisi IX, Kamis (2/4).