Ridwan Kamil Kesulitan Tes Virus Corona di Pesantren, Alat Pemeriksaan Terbatas

14 Juli 2020 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam acara serah terima Laboratorium Mobile BSL3 di FK Unpad, Kota Bandung, Jumat (12/6/20). Foto: Riza/Humas Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam acara serah terima Laboratorium Mobile BSL3 di FK Unpad, Kota Bandung, Jumat (12/6/20). Foto: Riza/Humas Jabar
ADVERTISEMENT
Sejumlah pesantren yang tersebar di Jawa Barat mulai kembali dibuka. Untuk mengantisipasi munculnya klaster baru penularan virus corona, para santri diminta untuk menjalani pemeriksaan secara rapid test maupun swab test.
ADVERTISEMENT
Namun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil merasa pengetesan itu cukup sulit dilakukan karena terkendala ketersediaan barang atau alat pemeriksaan. Sehingga pemeriksaan dilakukan secara rapid test dengan alat yang tersedia.
"Bukan soal rapid test atau tidak rapid test-nya. Barangnya yang kita mau tidak ada. Contoh ya, harusnya swab, jangan hanya rapid test tapi barangnya enggak ada. Jadi kita menggunakan apa yang ada walaupun tidak ideal kan," kata dia kepada wartawan di Kantor DPRD Jabar, Selasa (14/7).
"Kalau PCR-nya dari hari pertama di Indonesia berlimpah, jumlahnya berjuta-juta ya ngapain kita memakai alat yang lain? Jadi rapid test pesantren juga sama, kita tidak bisa mensubsidi dulu karena belum," lanjut dia.
Ilustrasi pemeriksaan santri dari virus corona. Foto: Jessica Helena Wuysang/ANTARA FOTO

Anggaran dari Kemenag soal Penanganan Virus Corona di Pesantren

Emil menjelaskan, Kemenag sebenarnya sudah menganggarkan Rp 2,6 triliun untuk menangani virus corona di lingkungan pesantren. Menurutnya, anggaran itu dapat digunakan untuk keperluan membeli masker, alat rapid test, dan sebagainya. Namun hingga saat ini, pencairan anggaran itu masih dalam proses administrasi.
ADVERTISEMENT
"Tipe 1 Rp 50 juta, tipe 2 Rp 40 juta, tipe 3 Rp 25 juta. Kemudian ada bantuan insentif guru pesantren dan bantuan MCK. Nah untuk pengetesan, beli masker bisa menggunakan yang Rp 50 juta, Rp 40 juta, Rp 20 juta, ini sedang berproses administrasinya. Itu boleh dibelanjakan untuk persiapan pembukaan pesantren," ungkap dia.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan, sejauh ini pesantren yang baru dibuka ialah Salafiyah, sedangkan pesantren Khalafiyah (modern) belum kembali melaksanakan proses pendidikan.
Dia yakin pesantren di Jawa Barat dapat menerapkan protokol kesehatan pencegahan virus corona dengan baik. Lagi pula, kata Uu, santri yang datang telah diwajibkan membawa surat keterangan sehat atau bebas COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Jadi pas datang mereka sudah membawa surat keterangan sehat. Itu wajib dilakukan kalau mau masuk ke pesantren," ucap dia.
————-----------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona