Ridwan Kamil: Masyarakat Sempat Merasa Jadi Kelinci Percobaan Vaksin

9 Oktober 2020 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mulai berkantor di Kota Depok. Foto: Pemprov Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mulai berkantor di Kota Depok. Foto: Pemprov Jabar
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku menerima banyak keluhan dari masyarakat selama pandemi COVID-19. Dia juga menerima banyak kabar hoaks soal vaksin Sinovac, seperti disebut melemahkan tubuh, jadi ajang bisnis dengan China, hingga rakyat jadi kelinci percobaan.
ADVERTISEMENT
Sebab awalnya belum ada pejabat atau kepala daerah yang ikut jadi relawan uji klinis vaksin corona. Alasan itulah yang mendorong pria yang akrab disapa Emil itu mengajukan diri sebagai relawan vaksin corona.
"Ditambah enggak ada pemimpin jadi relawan (muncul hoaks) berarti kita rakyat yang dikorbankan, kita dijadikan kelinci percobaan. Nah gara gara itu saya, Pak Kapolda, Forkopimda, mendaftarkan diri jadi relawan," kata Emil dalam diskusi daring, Jumat (9/10).
Emil menyebut, sebelum ia mendaftar, hanya ada sekitar 400 orang yang mendaftar jadi relawan uji klinis vaksin Sinovac. Barulah setelah ia mendaftar, jumlah relawan membeludak, bahkan melebihi kuota yang dibutuhkan, yakni 1.620 orang.
"Di momen saya belum daftar itu relawan hanya 400, karena takut tadi, hoaks. Seminggu saya daftar, relawan naik ke 2.000," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Emil membeberkan, semua relawan uji klinis vaksin Siovac harus datang 5 kali. Kedatangan pertama untuk tes PCR, kedatangan kedua untuk penyuntikan tahap satu. Lalu kedatangan ketiga untuk penyuntikan tahap dua, lalu kedatangan keempat dan kelima untuk diambil darah.
"Keempat dan kelima diambil darah untuk dicek reaksinya apakah setelah disuntik vaksin di dalam tubuh saya ini antibodi berlimpah atau enggak. Nah kalau berlimpah sampai 90 persen berarti badan saya siap melawan virus COVID-19 kalaupun masuk ke tubuh saya," ujar Emil.
Hasilnya akan dilihat pada bulan Desember. Menurut Emil, jika berhasil, maka Januari mulai bisa dilakukan penyuntikan ke masyarakat Indonesia.
"Pertama saya minta doanya agar tubuh saya berlimpah antibodi hasil vaksin kan, sehingga saya bisa testimoni. Kemudian Januari, kalau Desember lancar, maka seluruh masyrakat Indonesia yang perlu vaksin bisa kita mulai," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Kelebihannya negeri kita bisa bikin vaksin sendiri, jadi tidak harus 100 persen impor. Kalau kita impor kan tergantung, kayak PCR lah ya, repot stoknya. Nah kalau vaksin Biofarma itu memproduksi 100 juta vaksin per tahun itu alasan-alasannya," tuturnya.