Ridwan Kamil: Penanganan Pencemaran Sungai Citarum Banyak Kemajuan

9 Oktober 2019 18:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ridwan Kamil. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Kamil. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memastikan program percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan di wilayah aliran Sungai Citarum mengalami kemajuan selama dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Emil -sapaan Ridwan Kamil- mengatakan, aliran sungai semakin membaik meskipun anggaran yang digelontorkan untuk program tersebut terbatas. Pada tahun 2020, dia berharap kondisi sungai semakin baik seiring bantuan dana yang diberikan oleh Bank Dunia.
"Poinnya adalah dua tahun ini mengalami banyak kemajuan. Kita berharap terjadi akselerasi di 2020 dengan hadirnya dana Bank Dunia itu yang sudah diputuskan akan turun di Februari (2020). Mudah-mudahan 2020, tahun ngabret dari semua sisi karena anggaran sudah tidak jadi kendala," kata dia melalui keterangan resminya di Hotel Mason Pine, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (9/10).
Selain itu, Emil berharap sungai yang sebelumnya diberi status tercemar berat menjadi tercemar sedang bahkan ringan. Tak lupa, dia mengapresiasi berbagai pihak yang telah menyumbang tenaga dan pikirannya demi kondisi Citarum yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Kita berharap status ilmiah tercemar berat bisa secepatnya naik kelas menjadi tercemar sedang, dan di akhir kita bisa secara realistis menjadi tercemar ringan," ujar dia.
Sementara itu, Emil menuturkan, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki Citarum yakni pendekatan teknokratis dan populis. Populis, kata dia, berkaitan dengan kiat jangka pendek agar masyarakat melihat proses yang dikerjakan.
"Pertama, pendekatan teknokratis, yang ilmiah yang terukur. Ada yang (kedua) populis, cara jangka pendek yang masyarakat itu ingin lihat. Dua ini harus jadi strategi kita dalam berkomunikasi," jelas dia.
"Jadi, para Dansektor kalau kerja divideo-in saja, difoto kegiatannya di-sharing. Supaya warga melihat bahwa kita sedang berproses," lanjut dia.
Di lokasi yang sama, Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI Tb. Haeru Rahayu mengakui persoalan yang terjadi sejak dua tahun program Citarum Harum berjalan ialah koordinasi.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Haeru mengaku tetap optimis penanganan sungai ke depannya dapat semakin baik. Menurut dia, berbagai pihak pun menanggapi dengan baik rencana untuk memperbaiki Citarum.
"Yang belum maksimal itu koordinasi. Kami saat ini sedang mendorong bagaimana koordinasi pemda kabupaten atau kota yang masih sangat lemah," ucap dia.
Foto udara limbah pabrik yang dibuang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Rancamanyar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi