Ridwan Kamil soal Vaksin Berbayar: Harusnya 100% Gratis, Dikelola Pemerintah

12 Juli 2021 21:05 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, meninjau ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin pada Sabtu (12/6) malam.  Foto: Dok. Pemprov Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, meninjau ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin pada Sabtu (12/6) malam. Foto: Dok. Pemprov Jabar
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil memberikan tanggapan mengenai vaksin berbayar yang sempat akan dijual di Kimia Farma. Semestinya, kata dia, vaksin corona gratis dan dikelola langsung oleh pemerintah agar tak dimanfaatkan pihak tertentu.
ADVERTISEMENT
"Vaksin itu harusnya 100 persen gratis tapi dikelola oleh negara sehingga tidak dimanfaatkan oleh mereka dengan cara yang tidak bertanggung jawab," kata dia melalui keterangannya, Senin (12/7).
Meski demikian, Emil mendukung segala upaya untuk mempercepat vaksinasi. Jika masyarakat ingin gratis, maka dapat mengikuti vaksinasi massal yang digelar oleh pemerintah.
Akan tetapi, jika enggan antre, maka konsekuensinya harus mengikuti vaksinasi berbayar.
"Jawaban saya sederhana, sekarang mah semua upaya untuk mempercepat vaksinasi kita dukung, kalau mau gratis ikut antrean di program pemerintah, kalau tidak mau antre bisa membayar di tempat-tempat yang menyediakan," ucap dia.
Botol vaksin corona Sinovac terlihat di dalam wadah saat vaksinasi corona anak usia 12-17 tahun di Jakarta, Kamis (1/7). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
"Jadi saya proses mereka yang tidak ikut dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah dan punya jadwal sendiri dan kalau proses itu harus berbayar maka konsekuensi," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Adapun sejauh ini, menurut Emil, dari 8 juta vaksin yang tersedia di Jabar sudah digunakan hampir 7 juta. Vaksinasi akan terus digenjot untuk wilayah tersebut.
"Dari 8 juta vaksin yang ada di jabar, kita sudah mendekati 7 juta," pungkas dia.
Diketahui, vaksin mandiri berbayar yang hendak diselenggarakan oleh Kimia Farma menuai kritik dari sejumlah pihak. Akhirnya, Kimia Farma pun memutuskan untuk menunda vaksinasi berbayar, yang seharusnya dimulai pada hari ini.