Ridwan Kamil: Zakat di Jabar Capai Rp 80 T, tapi Banyak Warga Muslim Lupa Bayar

14 Oktober 2020 18:24 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam acara serah terima Laboratorium Mobile BSL3 di FK Unpad, Kota Bandung, Jumat (12/6/20). Foto: Riza/Humas Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam acara serah terima Laboratorium Mobile BSL3 di FK Unpad, Kota Bandung, Jumat (12/6/20). Foto: Riza/Humas Jabar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, potensi pendapatan dari sektor zakat secara nasional mencapai Rp 400 triliun per tahun. Akan tetapi, realisasinya masih belum maksimal karena rendahnya tingkat kesadaran masyarakat membayar zakat.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Emil itu menilai, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas warga beragama Islam. Jika seluruh masyarakat yang beragama Islam membayar zakat, maka berbagai masalah sosial dapat diselesaikan.
"Harusnya kemiskinan bisa kita entaskan dan subsidi ke warga tidak mampu juga bisa melalui zakat. Nah inilah pentingnya mengingatkan bahwa di antara harta kita itu ada 2,5 persen bukan harta kita yang tidak boleh kita makan," kata Emil di Pusdai Bandung, Rabu (14/10).
Emil menyebut, jika dihitung secara nasional potensi pendapatan zakat Rp 400 triliun per tahun, maka untuk Jabar hitungannya bisa seperlima atau sekitar Rp 80 triliun.

Ridwan Kamil Duga Masih Ada Warga Jabar Tak Bayar Zakat

Dari potensi itu, pengelolaan yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) hanya 5 persen. Dengan begitu, Emil menduga ada yang tidak melaksanakan kewajiban atau membayar kemudian menyalurkan sendiri.
ADVERTISEMENT
"Kalau semua bayar zakat sesuai kewajiban, itu hampir Rp 400 triliun per tahun. Itu secara nasional jadi kita berkhayal dulu coba bayangkan setahun ada Rp 400 triliun, selesai itu masalah kemiskinan, (tunjangan) guru ngaji, bangun masjid, pengurus DKM (bisa sejahtera)" ucap dia.
"Sayangnya yang KTP-nya muslim ternyata lupa bayar zakat, saya pernah berdebat dengan (warga) yang menyatakan bahwa 'kan sudah dengan pajak’. (Padahal pajak) itu urusan negara, kalau zakat itu sama Allah logikanya masih kebalik-kebalik," lanjut dia.
Konpres Baznas Foto: Raga Imam/kumparan
Maka dari itu, mantan Wali Kota Bandung itu meminta pengurus baru khususnya Ketua dan Wakil Ketua BAZNAS periode tahun 2020 hingga 2025 dapat berinovasi digital dalam menjaring dana zakat.
"Transformasi digital menjadi adaptasi kebiasaan baru terutama dalam pembayaran zakat nanti bisa via online dan lain-lain bisa kita lakukan dengan baik," tutup dia.
ADVERTISEMENT