Riset: Pembatasan Mobilitas Penduduk Sempat Tekan Kasus Corona di AS

22 Oktober 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan Jenazah Pasien Corona Menumpuk di RS Wyckoff, AS Foto: REUTERS/Andrew Kelly
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan Jenazah Pasien Corona Menumpuk di RS Wyckoff, AS Foto: REUTERS/Andrew Kelly
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbanyak di dunia. Namun, pergerakan kasus di negeri Paman Sam sempat menurun drastis pada bulan April.
ADVERTISEMENT
Dalam riset yang dilakukan Hamada S Badr dan kawan-kawan hal itu terjadi karena mobilitas penduduk di AS berhasil ditekan melalui pembatasan sosial.
"Dilihat dari grafik warnanya sangat pekat sekali. Artinya mobilitas penduduk sangat tinggi di Januari 2020. Kemudian di bulan April sudah terlihat pengurangan mobilitas, dari tadinya merah di bulan April sudah ada intervensi, dibatasi pergerakan penduduknya," kata Dewi dalam diskusi di BNPB, Kamis (22/10).
Dewi menjelaskan, hal tersebut berbuah hasil positif. Penurunan kasus pun terjadi signifikan.
"Jadi ketika pergerakan mobilitas penduduk turun, kasusnya langsung turun drastis," tutur dia.
Studi tentang mobilitas penduduk dan kaitannya dengan kasus corona di AS. Foto: Satgas COVID-19
Virus corona ini ditularkan melalui droplet yang keluar dari percikan air dari manusia. Baik ketika batuk, bersin, maupun berbicara.
ADVERTISEMENT
Jadi, ketika mobilitas ditekan, orang-orang lebih banyak di rumah, kasus bisa ditekan. Namun sebaliknya, apabila mobilitas tinggi, timbullah kerumunan dan berpotensi besar memunculkan penularan.
"Kesimpulan dari paper ini adalah pembatasan mobilitas penduduk ini sangat efektif untuk menekan angka pertumbuhan kasus di sebuah wilayah," tutur dia.
Begitu juga dengan di Indonesia, kasus corona melonjak tajam ketika pergerakan penduduk sangat tinggi. Salah satunya ketika momen long weekend, ketika masyarakat berduyun-duyun ke tempat wisata.
Dua peristiwa sebelumnya membuktikan hal ini menyebabkan penularan semakin masif. Pada momen long weekend Idul Fitri Mei 2020, kenaikan kasus terjadi sampai 93 persen di bulan Juni.
Sementara pada momen long weekend September kenaikan lebih dahsyat lagi. Mencapai 118 persen selama 3-4 minggu.
ADVERTISEMENT