Riset UGM: 63,5 % Masyarakat Berpendapat Pancasila untuk Wujudkan Negara Islam

9 April 2021 17:07 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad saat pemaparan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad saat pemaparan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pusat Studi Pancasila UGM bersama Indonesia Presidential Studies (IPS) menggelar riset terhadap persepsi masyarakat soal Pancasila.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini mereka melihat pandangan publik tentang sejauh mana Pancasila dapat digunakan pemerintah untuk menentukan identitas bangsa.
Kemudian mereka juga melihat sejauh mana publik setuju Pancasila adalah ideologi negara-bangsa Indonesia yang berbasis pada agama mayoritas atau Islam.
Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad menjelaskan latar belakang penelitian ini adalah narasi-narasi Pancasila pasca-runtuhnya rezim Orde Baru. Usai reformasi, narasi Pancasila tidak dalam dominasi negara meski masih diakui sebagai dasar negara.
"Kontestasi narasi Pancasila terus berkembang diiringi dengan menguatnya tiga ragam konservatisme. Pertama nasionalisme konservasi. Kedua konservatisme Islamis. Dan ketiga konvergensi koservatisme nasionalisme dan Islamis yang memunculkan narasi NKRI Bersyariah," kata Nyarwi melalui Zoom, Jumat (9/4).
Ilustrasi Garuda Pancasila. Foto: Shutter Stock
Dalam hal ini peneliti berasumsi, ketiga arus konservatisme tersebut turut dianggap mempengaruhi pandangan publik terhadap Pancasila yaitu dua pandangan yang menjadi bagian dalam riset kali ini.
ADVERTISEMENT
"Untuk mengevaluasi asumsi tersebut, kami menyelenggarakan survei nasional di 34 Provinsi di Indonesia pada pertengahan sampai akhir Maret 2021 lalu," katanya.
Dengan metode multi stage random sampling, ada 1.200 responden yang terlibat dalam survei ini.
Hasil survei menyatakan mayoritas masyarakat Indonesia atau 90,6 persen menyatakan setuju atau sangat setuju dengan pandangan bahwa Pancasila adalah Ideologi NKRI yang dapat digunakan untuk menentukan identitas bangsa Indonesia.
Sementara 63,5 persen masyarakat juga sangat setuju dengan pandangan bahwa Pancasila merupakan ideologi untuk mewujudkan negara-bangsa Indonesia yang religius berdasarkan agama mayoritas/Islam.
"Data ini menunjukkan 90,6% masyarakat Indonesia publik itu setuju atau setuju dengan pernyataan bahwa Pancasila adalah ideologi NKRI," ujar Nyarwi.
"Kita juga punya pertanyaan berikutnya yang kita tanya ini bukan opsi ya. Kita dengan pertanyaan tertutup, seberapa bapak, ibu, saudara setuju atau tidak setuju dengan pernyataan bahwa Pancasila adalah ideologi untuk mewujudkan negara-bangsa Indonesia yang religius berdasarkan pada agama mayoritas/Islam," katanya.
ADVERTISEMENT
"Data yang muncul adalah masih ada 63,5% masyarakat Indonesia yang sependapat dengan pendapat ini yaitu Pancasila adalah ideologi untuk mewujudkan Negara Indonesia berdasarkan pada agama mayoritas," tegasnya.
Meski begitu, jumlah masyarakat yang menolak atau tidak setuju dengan pandangan yang kedua tersebut juga cukup besar yaitu 26,8 persen.
"Meskipun masih ada 26,8 persen mereka yang tidak setuju dengan pandangan ini," katanya.
Ketua Pusat Studi Pancasila UGM Agus Wahyudi menjelaskan pokok dari riset ini untuk melihat persepsi publik atau pandangan publik mengenai siapa dan bagaimana Pancasila nanti.
"Jadi salah satunya apakah misalnya pemerintah harus tetap memegang peranan kunci dan penting di dalam rangka menginterpretasikan termasuk memiliki kata putus atau kata terakhir misalnya apa yang dianggap Pancasila dan tidak Pancasila. Yang lain kita ingin melihat juga apakah ada persepsi publik yang berbeda tentang ini," kata Agus.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskankonsen riset ini adalah untuk melihat konteks spirit reformasi dan demokratisasi.
"Apakah narasi dan perkembangan Pancasila di ruang publik sekarang kondusif untuk mengarah atau memperkuat misalnya konsolidasi demokrasi kita. Atau sebenarnya demokrasi kita kan justru mengalami kemunduran?" ujar dia.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: