Risma: Acara Surabaya Membara Tak Ada Izin

10 November 2018 12:45 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Risma Lepas Tim Relawan Pilihan ke Palu. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Risma Lepas Tim Relawan Pilihan ke Palu. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini turut buka suara atas insiden yang terjadi saat peringatan Hari Pahlawan di Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11). Risma memastikan akan memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi seluruh korban luka akibat tragedi tersebut.
ADVERTISEMENT
Risma mengatakan pihaknya sama sekali tidak tahu-menahu soal penyelenggaraan drama kolosal Surabaya Membara. Sewajarnya, penyelenggaraan juga disampaikan kepada Pemerintah Kota Surabaya sehingga pihaknya bisa membantu terkait keamanan atau rekayasa lalu-lintas selama pagelaran.
"Pertama kami tidak tahu. Sudah kami tanyakan mulai dari camat, asisten kota dan sekkota. Tidak ada surat pemberitahuan, izin dan lain-lain. Tolong tanya saja langsung pada pihak panitia," tegas Risma saat ditemui di Balai Kota Surabaya usai upacara Hari Pahlawan, Sabtu (10/11).
Meski demikian, Risma memastikan, pihaknya sudah memberikan bantuan kemanusiaan secara maksimal kepada para korban.
"Korban sudah kita tangani semampu kami, masih banyak yang dirawat kritis. Beberapa juga sudah kita temukan dengan keluarga. Linmas juga sudah bawa 10 ambulans saat evakuasi," tambah Risma.
ADVERTISEMENT
"Yang sakit akan kami rawat hingga sembuh dan bisa beraktivitas seperti sedia kala," tegasnya.
Namun demikian, Risma memastikan tidak ada santunan bagi para korban Tragedi Surabaya Membara.
"Tidak ada itu. Tidak bisa kita selalu seperti itu. Terlebih lagi acara ini tidak ada koordinasi dengan Pemkot Surabaya," katanya.
Korban insiden Hari Pahlawan Surabaya (Foto: ANTARA/M. Risyal Hidayat)
zoom-in-whitePerbesar
Korban insiden Hari Pahlawan Surabaya (Foto: ANTARA/M. Risyal Hidayat)
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmawati memastikan saat ini 8 korban masih dirawat di RSUD dr Soewandhie. Salah satu korban membutuhkan tindakan operasi karena mengalami patah tulang.
"Kalau semalam, yang masuk ke kita ada 11 korban, satu meninggal. Lalu dari jumlah itu saat ini yang harus diobservasi sejumlah 7 orang dan 1 orang harus operasi," ungkap Feni-sapaan akrabnya.
Feni memastikan bahwa seluruh korban saat ini dalam kondisi stabil. "Yang observasi, 1-2 hari bisa pulang. Kalau yang operasi mungkin agak lama karena baru dilakukan tadi malam," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terkait pembiayaan, menurutnya langkah pertama yang dilakukan adalah menagihkan kepada pihak BPJS.
"Nantinya, kalau tidak bisa BPJS, baru ditagihkan ke Pemprov," pungkasnya.