Risma Klaim Tolak 3 Kali Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Jokowi-Ma'ruf

23 Oktober 2019 13:44 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tri Rismaharini. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
zoom-in-whitePerbesar
Tri Rismaharini. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma mengaku ditawari jadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf. Risma mengatakan ditawari langsung oleh Presiden Jokowi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.
ADVERTISEMENT
Risma mengatakan tiga kali ditawari menjadi menteri. Namun, dia menolak dengan alasan ingin menyelesaikan tugasnya sebagai Wali Kota Surabaya.
Sepurane yo rek aku meneng disek, aku enggak gelem dadi rame (Maaf, ya, aku diam dulu, aku enggak mau jadi ramai). September aku sudah ditawari jadi menteri. Tapi aku sudah sampaikan ke Ibu (Megawati Soekarnoputri) enggak, ‘Ojo kesusu engko njawape pokok e sakdurunge Oktober, yo, Mbak’ (Jangan buru-buru jawabnya, jawab sebelum Oktober, ya Mbak- kata Megawati),” ujar Risma di rumah dinasnya, Jalan Sedap Malam, Surabaya, Rabu (23/10).
“Waktu di Cologne (Jerman) aku ditelepon Mbak Puan yang nanyakan, ‘piye dadi menteri? (Puan)’ ‘ndak, saya selesaikan Surabaya dulu’ jadi itu ceritanya,” tambahnya.
Tri Rismaharini. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Sementara itu, Risma enggan mengungkapkan kapan saat ditawari Jokowi menjadi menteri. Dia juga tak menjelaskan tawaran menjadi menteri apa yang datang kepadanya.
ADVERTISEMENT
“Kalau ke Pak Jokowi saya sudah sampaikan, tapi itu rahasia. Saya sampaikan (ke Megawati) saya ketemu Pak Jokowi tapi sudah saya sampaikan ke ibu (Megawati),” jelasnya.
Risma mengungkap, penolakannya menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin, lantaran berat meninggalkan kota Surabaya. Kendati hanya tinggal satu tahu menjabat, Risma menyebut, bakal menyesal bila Surabaya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat ia tinggalkan ke Istana, Jakarta Pusat.
“Kalau ninggalkan Surabaya terjadi apa-apa maka aku yang nyesel. Karena aku berdarah-darah (membangun Surabaya) tanganku putus, (tulang) tendonku juga kena. Saya sering jatuh (saat) ke lapangan. Apa yang saya lakukan nanti akan sia-sia,” paparnya.
Alasan kedua, Risma menjelaskan ingin mewujudkan cita-citanya membentuk Kota Surabaya lebih baik dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Seperti, penyelesaian banjir, menekan angka kemiskinan, pemenuhan fasilitas publik yang ramah dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Sebetulnya, teman-teman melihat sejarah saya, dua tahun (pertama) saya enggak bisa kerja. Hampir dua tahun hilang (kesempatan bangun Surabaya). Sebetulnya ada mimpi-mimpi saya buat di Kota Surabaya. Akhir-akhir ini saya harus menyelesaikan yang pokok dulu,” paparnya.
“Itu sekarang jadi saya pengin buatan sesuatu buat Kota Surabaya makanya saya pengin selesain itu supaya itu kelar. Kalau saya menuruti pribadi, pasti saya juga kepengen saya pergi. Siapa enggak pengin kalau kalau ngitung-ngitung untung rugi,” kata dia.