Riza soal Banjir Cipinang Melayu: Kontur di Bawah Laut, Dulu Dikeruk Buat GBK

15 April 2021 17:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur.  Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, sempat terendam banjir usai diguyur hujan lebat kemarin sore, Rabu (14/4). Namun kini banjir sudah surut. Wilayah ini memang kerap langganan banjir.
ADVERTISEMENT
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, wilayah Jakarta, termasuk kawasan Cipinang Melayu memang lebih rendah dari laut. Sehingga sangat berpotensi tergenang banjir.
"Cipinang Melayu ini kan memang beda. Di Jakarta ini kan konturnya memang di bawah permukaan laut, termasuk Cipinang," kata Riza, Kamis (15/4).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat melakukan kunjungan pertamanya ke Kepulauan Seribu, Sabtu (15/8). Foto: Pemprov DKI

Penyebab Kontur Tanah Jakarta Rendah Menurut Riza

Bukan hanya Cipinang Melayu, sejumlah wilayah Jakarta juga memiliki tanah yang rendah. Menurut Riza rendahnya kontur tanah ini disebabkan berbagai kondisi, salah satunya terkait pengerukan tanah untuk pembangunan GBK pada zaman dulu.
"Memang beberapa titik ada di Condet, Kalibata, di beberapa titik memang rendah. Banyak penyebabnya di antaranya zaman dulu waktu kita bangun GBK itu dulu diuruk, uruknya dari mana? Dari situ dari tempat Kalibata dan sebagainya diuruk sehingga menjadi kubangan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kubangan itu karena sulitnya lahan oleh warga dijadikan permukiman. Kalau hujan ya banjir jadi kubangan," lanjutnya.
Kondisi banjir di RW 04 Cipinang Melayu. Foto: Dok. Subagyo
Dia mengatakan salah satu solusi mengatasi kondisi ini adalah pembangunan rusun di tempat-tempat yang sangat berpotensi banjir. Jadi bagian bawah dikosongkan untuk menampung air jika banjir datang.
"Di antaranya konsep yang sudah pernah kami sampaikan di situ nanti harus dibangun rusunawa, rusunami, sehingga bawahnya kosong. Ketika kemarau jadi basement, jadi tempat bermain. Ketika hujan, banjir, jadi tempat tampungan air. Banyak ada di Jaktim dan Jaksel," jelasnya.