Rizieq: Kita Harus Terbuka ke Partai Besar seperti Demokrat

27 Juli 2018 22:11 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Habib Rizieq. (Foto: Reuters/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Habib Rizieq. (Foto: Reuters/Raisan Al Farisi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Habib Rizieq Syihab, dalam sambutannya mendorong terbentuknya koalisi keumatan untuk Pilpres 2019. Tak hanya itu, Rizieq juga berharap Partai Demokrat bisa bergabung bersama Gerindra, PKS, dan PAN serta PBB dan Partai Berkarya dalam koalisi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saudara-saudara kita dari partai-partai Gerindra, PKS, PAN, dan PBB, sebagai lokomotif perjuangan, penegakan keadlian dan kita juga wajib merangkul partai baru seperti Partai Idaman dan Partai Berkarya," kata Rizieq melalui sambungan audio di sela Ijtima Ulama, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (27/7).
"Kita harus terbuka untuk parpol lainnya, untuk bisa bersama-sama membela agama, membela kepentingan bangsa dan negara, apalagi partai besar seperti Partai Demokrat," imbuhnya.
Rizieq mengajak seluruh peserta ijtima untuk bersama-sama membuka pintu untuk Demokrat bergabung dalam koalisi keumatan. Menurutnya, koalisi keumatan akan sangat efektif untuk bisa menumbangkan rezim kezaliman yang selama ini memimpin.
“Ayo kita satukan mereka semua dalam koalisi umat, koalisi kebangsaan untuk NKRI, untuk Pancasila dan UUD 1945. Ayo kita satukan mereka dalam pergerakan melawan komunisme, liberalisme dan Islamophobia. Tinggalkan sikap anggkuh dan egois, kedepankan sikap negarawan. Semoga tercipta koalisi kuat, penuh tekad, yang siap tumbangkan tirani kezaliman,” tegas Rizieq disambut takbir para hadirin ijtima.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Rizieq berharap, para parpol jangan meremehkan semangat juang para ulama dalam memperbaiki bangsa. Menurutnya, kekuatan ulama bisa menjadi logistik kuat dalam menentukan kemenangan.
“Yakinlah kekuatan umat akan jadi modal logisktik yang jadi kekuatan maha dhasyat. Belajarlah dari Pilkada DKI, di mana tekad berkorban para ulama mampu mengalahkan calon petahana yang ditopang kekuatan negara dan didanai konglongmerat naga dan berbagai lembaga survei,” tutup Imam Besar FPI itu.