RK: Kenaikan Kasus Corona di Jabar karena Data Belum Sinkron dengan Pusat

30 September 2020 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Bertambahnya kawasan zona merah di Jawa Barat menunjukkan meningkatnya jumlah kasus corona di provinsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, peningkatan kasus ini, khususnya di wilayah Depok, karena data masa lalu yang belum sinkron dengan pemerintah pusat.
"Nah per hari ini angkanya naik, tapi apakah setinggi apa itu, masih tercampur datanya dengan masa lalu dengan alasan dari tim, gara-gara sering tertolak oleh server pemerintah pusat. Jadi ini harus saya perbaiki," kata Ridwan Kamil di diskusi virtual Kedubes Inggris, Rabu (30/9).
Pria yang akrab disapa Emil itu menjelaskan, provinsinya terdiri dari 3 geografis berbeda dalam penanganan COVID-19.
Pertama, Bodebek yang harus selalu mengikuti kebijakan Jakarta. Kedua, Bandung Raya yang juga sebagai urban city, ibu kota Jabar. Lalu ketiga wilayah pegunungan, pedesaan, dan pantai yang jumlah penduduknya relatif lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
"Nah, kasus kami ini disumbangkan hampir 70% dari Bodebek. Jadi bayangkan 4 daerah menyumbangkan majority to almost 70%. Itulah mengapa minggu ini dan seminggu sekali ke depan saya ngantor di Depok untuk melakukan pengawasan langsung," katanya.
Emil menyebut saat ini kondisi kesehatan Depok sudah kritis. Bahkan per hari angkanya naik. Namun dia menegaskan, kenaikan itu karena datanya masih tercampur dengan kasus lama.
"Jadi saya akan fokus fighting di 70% COVID which is Bodebek, dengan segala cara dan tiap dua hari sekali kita rapat dengan Pak Luhut," katanya.
Kabar baiknya, Emil menyebut, tingkat kematian di Jabar semakin sedikit. 2 Pekan lalu angkanya masih 2,4%, pekan ini 1,8%. Kemudian meski belum memuaskan, tingkat kesembuhan di Jabar juga naik. Pekan lalu 53%, kini menjadi 62%.
ADVERTISEMENT
"Di sisi lain, dari sisi ekonomi, Jabar menjadi daerah jual beli ekspor tertinggi. Mengurangi pengangguran, PHK, dan pajak kendaraan ternyata meningkat," tutur Emil.