Robot ROV Diturunkan Bantu Cari Sriwijaya Air Setelah Tak Ada Penyelam

11 Januari 2021 14:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robot bawah laut atau 'Remotely Operated Vehicle (ROV)' diturunkan dari KRI Rigel-933 untuk melakukan pencarian korban dan puing dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Robot bawah laut atau 'Remotely Operated Vehicle (ROV)' diturunkan dari KRI Rigel-933 untuk melakukan pencarian korban dan puing dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1), masih terus dilakukan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Tim SAR gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan pihak lain berencana menggunakan robot Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) dalam proses pencarian serpihan pesawat maupun jenazah korban.
Petugas membawa kantong jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Senin (11/1 Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, robot ROV ini dipergunakan untuk membantu kerja para penyelam.
“Untuk ROV karena masih banyak penyelam belum bisa diturunkan karena kabelnya kena penyelam. Mudah-mudahan nanti sore begitu penyelam istirahat, bisa kita turunkan ROV-nya untuk melihat bawah air dengan 3 dimensi,” kata Yudo, Senin (11/1).
Sejumlah prajurit TNI AL mengamati robot bawah laut atau 'Remotely Operated Vehicle (ROV)' yang diturunkan untuk melakukan pencarian korban dan puing dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJ-182 hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, tak lama setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Pesawat diperkirakan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. Sementara itu, 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.