RS Azra Bogor: 10 Karyawan Kami Sudah Negatif Corona

9 Agustus 2020 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi virus corona PTR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi virus corona PTR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Rumah Sakit Azra Bogor melakukan pemeriksaan swab ulang kedua terhadap 10 karyawan non medis yang terpapar Covid-19, dan hasilnya dinyatakan negatif. Hasil pemeriksaan swab oleh Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Jakarta ini sama dengan yang diperoleh pada pemeriksaan swab ulang pertama di laboratorium Kalgen Innolab.
ADVERTISEMENT
“Hasil dua kali pemeriksaan swab ulang ini yang dilakukan di dua laboratorium rujukan pemerintah ini mengkonfirmasi sekaligus mengklarifikasi bahwa karyawan RS Azra kota Bogor tidak terpapar oleh Covid-19 dan RS Azra bukanlah klaster Covid,” kata DR. Jeffry Rustandi, MKM, Wakil Direktur Medis RS Azra.
Ia menegaskan, pemeriksaan swab ulang terhadap karyawan yang pada tanggal 27 Juli lalu dinyatakan positif Covid ini adalah merupakan bagian evaluasi.
"Evaluasi untuk lebih mendapatkan kepastian hasil melalui laboratorium yang ditetapkan pemerintah dan diakui kredibilitasnya secara nasional,” ujar Jeffry.
Hal ini yang menjadi alasan mengapa pihak RS Azra, yang menjadi rujukan untuk penanganan pasien COVID-19 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini, menggunakan Lembaga Biologi Molekular Eijkman.
ADVERTISEMENT
Jeffry mengatakan, sebenarnya pada pemeriksaan swab ulang pertama di laboratorium Kalgen Innolab pada tanggal 30 Juli diperoleh hasil yang negatif.
“Namun kami merasa perlu evaluasi lebih lanjut atas hasil swab tersebut, sehingga bekerjasama dengan laboratorium pada Lembaga Eijkman dan ternyata hasilnya tetap sama, negatif,” ujar Jeffry.
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Menurut Jeffry, evaluasi berupa pemeriksaan swab ulang pertama dan kedua yang dilakukan oleh laboratorium yang menjadi rujukan pemerintah dalam penanganan Covid serta memiliki kredibilitas dan reputasi yang baik ini sangat penting. Sebab, diharapkan dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap RS Azra sebagai rujukan pasien Covid di Jawa Barat.
"Langkah ini juga diharapkan dapat meredam keresahan masyarakat, terutama keluarga karyawan yang sebelumnya dinyatakan positif tersebut.
ADVERTISEMENT
“Adanya pemberitaan mengenai karyawan yang positif terpapar Covid, selain membuat resah keluarga karyawan, juga membuat mereka dikucilkan oleh lingkungannya,” Jeffry menambahkan.
Bantah Jadi Klaster Corona
Wakil Direktur Medis RS Azra ini enggan menyebut peristiwa di lingkungannya sebagai klaster COVID-19. Ia juga tak setuju dengan adanya usulan untuk melakukan evaluasi, bahkan penutupan terhadap.
Sebab, menurutnya harus ada pemahaman dulu terkait penyebutan kluster, dan ada data yang valid terkait adanya klaster COVID-19 di RS Azra.
“Selama menjadi rumah sakit rujukan COVID-19 di kota Bogor hingga saat ini kami belum pernah melanggar aturan, karena dalam menerapkan pelayanan kesehatan terhadap pasien, baik itu pasien positif COVID-19 maupun pasien umum sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kesehatan,” paparnya.
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Sebagai rumah sakit yang telah ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan Covid-19, RS AZRA telah melakukan penerapan protokol kesehatan di lingkungan RS AZRA seperti; menerapkan kewaspadaan droplet, kewaspadaan kontak, dan kewaspadaan airborne.
ADVERTISEMENT
RS Azra pun telah melakukan langkah antisipasi lainnya dengan melakukan rapid test terhadap seluruh karyawannya dengan melaksanakan program skrining massal bagi seluruh karyawan, baik medis maupun non medis.
“Skrining yang kami dilakukan berupa pemeriksaan antibodi dengan menggunakan rapid test yang telah dilaksanakan mulai bulan Mei hingga saat ini. Ini merupakan proses-proses yang harus kami jalani untuk mengantisipasi penyebaran COVID di lingkungan rumah sakit serta upaya untuk mendukung upaya pemerintah menanggulangi pandemi COVID-19,” kata Jeffry menegaskan.
Lebih lanjut Dr. Jeffry menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang telah dan terus memberikan kepercayaannya kepada RS Azra sebagai pelayan kesehatan keluarga.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang terus mendukung dan memberikan kepercayaan RS Azra sebagai pelayan kesehatan keluarga. Kami memiliki komitmen untuk selalu siap melayani masyarakat secara profesional dengan menerapkan standar pelayanan kesehatan yang tinggi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengimbau masyarakat tetap mematuhi semua standar protokol kesehatan keluarga terutama di tempat umum.
"Serta tetap melakukan kontrol, vaksinasi dan konsultasi ke dokter sesuai kebutuhan dan kesehatan, jangan sampai terlambat,” tutup dia.
Awal Mula Terungkap
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim tinjau Pasar Anyar, Bogor. Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya, Pemkot Bogor mengumumkan terjadi lonjakan penularan virus corona di RS Azra. Tercatat, sudah 10 orang di sana terpapar virus corona.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan meski terjadi banyak penularan COVID-19 di RS Azra, pihaknya tidak bisa melakukan penutupan. Sebab, salah satu pertimbangannya karena RS Azra merupakan rujukan bagi pasien COVID-19.
"Karena pertimbangannya masih banyak pasien yang ada di rumah sakit, kami hanya mengimbau agar manajemen rumah sakit melakukan langkah-langkah pencegahan, termasuk melakukan penyemprotan disinfektan secara periodik dan rutin, juga masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut agar lebih hati-hati dan menerapkan protokol COVID-19 secara lebih ketat," kata Dedie kepada wartawan, Minggu (2/8).
ADVERTISEMENT
Dedie mengatakan, 10 orang ini bukanlah dokter dan tenaga kesehatan. Mereka yang positif corona adalah staf supporting, mulai dari pegawai frontliner, security, hingga petugas parkir.