RS Zainoel Abidin Aceh Akui Kematian Corona Tinggi: Alat Kesehatan Masih Kurang

7 Oktober 2020 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Jumlah angka kematian corona mingguan di 10 provinsi prioritas mengalami kenaikan cukup signifikan. Salah satunya Aceh yang kini menjadi warning. Satgas COVID-19 pusat mengungkapkan peningkatan kematian corona di Aceh mencapai 85 persen sehingga perlu diwaspadai.
ADVERTISEMENT
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh, Azharuddin, tak menampik jumlah angka kematian di wilayahnya akibat corona tinggi. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor termasuk fasilitas alat kesehatan yang masih kurang.
“Faktanya angka kematian Aceh memang tinggi,” ujar Azhar saat dikonfirmasi kumparan, Rabu (7/10).
Azhar mengaku dirinya tidak memahami apa yang sebenarnya menjadi penyebab kematian di Aceh tergolong tinggi. Meski banyak faktor seperti beratnya kondisi pasien saat dibawa ke RS, sehingga upaya optimal yang dilakukan oleh RS terkadang tidak membuahkan hasil dan berakhir dengan kematian. Rata-rata pasien yang meninggal memiliki komorbid atau penyakit bawaan.
“Keterlambatan ke RS bisa jadi karena menganggap sakit yang dialami toh akan sembuh sendiri, akan baik-baik saja, sehingga ketika ke RS dalam kondisi sudah parah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Azhar ada kemungkinan warga takut ke RS karena takut dengan COVID-19. Mereka menganggap akan terpapar virus corona ketika sudah dibawa ke rumah sakit.
“Ada kemungkinan takut ke RS karena takut dengan COVID. Menganggap kalau ke RS banyak dilakukan pemeriksaan yang lebih ketat dan detail. Semua itu dilakukan untuk keamanan sesama pasien, aman untuk nakes, aman untuk keluarganya dan masyarakat lainnya,” tutur Azhar.
Selain itu, Direktur RSUD Zainoel Abidin tersebut juga mengakui bahwa di rumah sakitnya saat ini masih kekurangan fasilitas kesehatan. Seperti alat bantu napas khusus High Flow Nasal Canul (HFNC).
“Kita baru punya dua unit ideal nya butuh minimal 20. Kita punya juga ventilator, juga sudah difungsikan pada kasus yang memerlukan dalam rawatan kritis di RICU,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT