RSPAD: Riset Sel Dendritik Sama dengan Vaksin Nusantara, tapi Tak Komersil

19 April 2021 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Albertus Budi Sulistya. Foto: Zulfikar/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Albertus Budi Sulistya. Foto: Zulfikar/Antara
ADVERTISEMENT
Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Letnan Jenderal TNI dr Albertus Budi Sulistya menyatakan bahwa penelitian sel dendritik yang oleh publik dikenal dengan nama vaksin Nusantara di RSPAD akan tetap dilanjutkan. Meski begitu, penelitian tersebut kini bukan penelitian komersial melainkan penelitian berbasis pelayanan.
ADVERTISEMENT
Hal itu disepakati setelah pihak RSPAD bertemu dengan Menkes, BPOM dan KSAD di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Pertemuan itu berlangsung pada Senin (19/4) siang.
"Jadi begini, penelitian dendritic cell therapy ini tetap lanjut dan status penelitiannya adalah penelitian riset berbasis pelayanan," ujar Albertus saat dihubungi wartawan, Senin (19/4).
Albertus menjelaskan penelitian bertujuan untuk meneliti sejauh mana sel dendritik dapat digunakan untuk mengobati pasien virus corona. Menurutnya, berdasarkan penelitian terkini, sel itu diyakini dapat digunakan dalam proses penyembuhan COVID-19.
Terawan suntikkan vaksin Nusantara ke Aburizal Bakrie di RSPAD, Jumat (16/4). Foto: Lalu Mara
"Menggunakan dendritic cell untuk meningkatkan imunitas terhadap virus SARS-CoV-2. Penelitiannya jadi itu," ucap Albertus.
"Jadi kembali ke penelitian ilmiah, menjadi penelitian ilmiah berbasis pelayanan, gitu," sambungnya.
Dia sendiri menyebut sebenarnya tak ada yang berbeda dengan penelitian Vaksin Nusantara sebelumnya yang berbasis dendritik. Hanya saja penelitian kali ini benar-benar penelitian ilmiah dengan berbasis pelayanan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tak diperlukan izin edar untuk melakukan penelitian tersebut lantaran penelitian dilakukan dalam konteks ilmiah dan pelayanan.
"Esensinya sama dengan penelitian dendritic cell sebelumnya yang orang kenal istilah kerennya, istilah masyarakat anggap sebagai Vaksin Nusantara. Persis sama," kata Albertus.