Rusia Jual 100 Juta Dosis Vaksin Corona Sputnik V ke India

16 September 2020 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produksi vaksin "Gam-COVID-Vac" yang dikembangkan oleh Gamaleya National Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan Russian Direct Investment Fund (RDIF), di Binnopharm perusahaan farmasi di Zelenograd, Rusia. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Produksi vaksin "Gam-COVID-Vac" yang dikembangkan oleh Gamaleya National Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan Russian Direct Investment Fund (RDIF), di Binnopharm perusahaan farmasi di Zelenograd, Rusia. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah Rusia pada Rabu (16/9) telah setuju untuk memasok 100 juta dosis vaksin virus corona Sputnik V, ke perusahaan farmasi India Dr Reddy's Laboratories.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, kesepakatan itu muncul setelah Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) mencapai kesepakatan dengan produsen India untuk memproduksi 300 juta dosis vaksin di India.
RDIF mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Dr Reddy's, salah satu perusahaan farmasi terbesar India nantinya akan melakukan uji klinis tahap III.
Rencananya pengiriman ke India dapat dimulai pada akhir 2020. Pihak RDIF mengaku akan mengikuti aturan terkait penyelesaian uji klinis dan pendaftaran vaksin oleh otoritas India.
Selain dengan India, RDIF juga telah mencapai kesepakatan pasokan vaksin dengan Kazakhstan, Brazil dan Meksiko. Rusia Juga telah menandatangani nota ksepakatan dengan perusahaan Saudi Chemical.
Ilustrasi Sputnik V, vaksin virus corona dari Rusia. Foto: Shutter Stock
Rusia adalah negara pertama yang melisensikan vaksin virus corona sebelum uji coba Fase III skala besar selesai. Hal ini memicu kekhawatiran di antara para ilmuwan dan dokter tentang keamanan vaksin itu.
ADVERTISEMENT
Namun menurut Wakil ketua Dr Reddy, GV Prasad bahwa uji klinis I dan II vaksin itu menunjukkan hasil yang menjanjikan.
"Vaksin Sputnik V dapat memberikan opsi yang kredibel dalam perang kami melawan COVID-19 di India," katanya.
Dokter di India Kelelahan Hadapi Lonjakan Virus Corona. Foto: Reuters/Danish Siddiqui
Belum ada detail soal harga vaksin itu, tapi RDIF pernah mengatakan tidak bertujuan mencari untung hanya menutupi biaya produksi.
Kesepakatan itu muncul ketika kasus virus corona India melonjak melewati 5 juta pada hari Rabu (16/9). Tingginya kasus infeksi menambah tekanan pada rumah sakit di India, yang juga harus berhadapan dengan kekurangan pasokan oksigen.
Saat ini India merupakan negara dengan kasus virus corona tertinggi nomor dua. Otoritas terkait tengah mempertimbangkan pemberian darurat vaksin terutama untuk orang tua dan orang-orang yang bekerja di tempat yang berisiko besar.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)