Rusia Mulai Pemungutan Suara Perubahan Konstitusi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jika perubahan konstitusi disetujui maka Putin dapat kembali mencalonkan diri sebagai Presiden. Dia diperkirakan akan berkuasa setidaknya sampai 2036.
Penyelenggaran pemungutan suara ini sebenarnya diselimuti berbagai kontroversi.
Pertama, soal diselenggarakan di tengah pandemi virus corona dan akan berjalan selama tujuh hari.
Saat ini, Rusia merupakan negara nomor tiga paling terdampak virus corona di seluruh dunia. Jumlah kasus mencapai lebih 600 ribu.
Sejumlah pihak menilai terlalu berisiko menggelar pemilu di tengah pandemi. Namun, otoritas Rusia bergeming, voting tetap digelar dengan memberlakukan protokol kesehatan ketat.
Kritik lainnya adalah soal tujuan pemungutan suara yang dianggap hanya untuk memuluskan kekuasaan abadi Putin di Rusia.
Pengkritik Kremlin menyebut, Putin ingin mengikuti jejak eks pemimpin Uni Soviet Leonid Brezhnev yang kekuasaannya panjang dan meninggal saat menjabat.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, pengkritik lainnya meyakini Putin ingin memegang kuasa sampai dia menemukan pengganti dirinya yang cocok dan sesuai keinginannya.
"Karena Presiden (Putin) tidak menemukan pengganti, maka dia menunjuk dirinya sendiri," ujar peneliti di lembaga think thank Carnegie Moscow Centre, Andrei Kolesnikov seperti dikutip dari Reuters.
Meski dihujani kritik, Putin kini berada di atas angin. Lembaga survei VTsIOM menyebut, 67 sampai 71 persen pemilih setuju dengan perubahan undang-undang.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.