Rusia Pulangkan Anak-anak Eks Kombatan ISIS

12 Februari 2020 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat konferensi pers di kediaman resmi duta besar Rusia di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/2). Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat konferensi pers di kediaman resmi duta besar Rusia di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/2). Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Rusia membuka pintu untuk menerima warganya yang pernah menjadi kombatan ISIS. Namun, yang akan diterima hanya anak-anak.
ADVERTISEMENT
Keterangan tersebut disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. Alasan menerima anak-anak eks ISIS didasari oleh aspek kemanusiaan.
“Ada aspek kemanusiaan sehingga kami merepatriasi anak-anak," ujar Vorobieva saat menggelar konferensi pers di kediaman resminya di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/2).
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat konferensi pers di kediaman resmi duta besar Rusia di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/2). Foto: Darin Atiandina/kumparan
Vorobieva mengatakan pemerintah Rusia setidaknya telah memulangkan 200-an anak-anak dan remaja eks ISIS sejak 2019 lalu.
Mereka yang dipulangkan berusia di bawah 18 tahun. Menurut Vorobieva, kemungkinan anak-anak di kategori usia tersebut untuk terpapar radikalisme sangat minim. Atas alasan itu pula mereka diterima kembali di Rusia.
“Tidak ada perlakuan khusus bagi anak-anak ini. Jika mereka memiliki keluarga di Rusia, mereka akan dikembalikan. Jika tidak, mereka akan dikirim ke fasilitas lain, seperti panti asuhan,” kata Vorobieva.
Tentara Irak merebut wilayah ISIS. Foto: AFP/Ahmad al-Rubaye
“Karena mereka anak-anak, mereka bisa diedukasi. Ini merupakan tugas keluarga, dan pemerintah juga untuk membuat mereka bahagia. Ini masalah serius,” ujar Vorobieva.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Vorobieva menegaskan bahwa hanya anak-anak saja yang diterima sementara orang tua mereka tidak diperbolehkan kembali.
Pada 2018 lalu, Pusat Studi Internasional untuk Deradikalisasi (ICSR) mengindikasikan ada sekira 5.000 warga Rusia bergabung ISIS. Sebanyak 1.000 di antaranya adalah anak-anak.