Rusia Sebut Warga Enggan Divaksin jadi Penyebab Kasus COVID-19 Melonjak

19 Juni 2021 2:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin "Gam-COVID-Vac" yang dikembangkan oleh Gamaleya National Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan Russian Direct Investment Fund (RDIF), di Binnopharm perusahaan farmasi di Zelenograd, Rusia. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin "Gam-COVID-Vac" yang dikembangkan oleh Gamaleya National Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan Russian Direct Investment Fund (RDIF), di Binnopharm perusahaan farmasi di Zelenograd, Rusia. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Rusia menyebut lonjakan kasus COVID-19 harian yang menyentuh angka 9.056 di Moskow diakibatkan keengganan masyarakat untuk menerima vaksin corona. Dikutip dari Reuters, sebagian besar kasus COVID-19 harian berasal dari varian Delta, sehingga memunculkan kekhawatiran gelombang ketiga.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin memperpanjang pembatasan yang telah ditetapkan bulan ini, termasuk melarang acara dengan lebih dari seribu orang, jam tutup untuk restoran pukul 11.00 malam, dan menutup zona penggemar yang sudah disiapkan untuk Euro 2020.
Awal pekan ini, ia juga mengatakan situasi pandemi COVID-19 di ibu kota yang merupakan rumah bagi 13 juta orang itu memburuk dengan cepat.
"Menurut data terakhir, 89,3 persen orang Moskow [baru-baru ini] didiagnosis dengan COVID-19 yang bermutasi, yang disebut Delta atau varian India," kata Sobyanin mengutip kantor berita TASS, Sabtu (19/6).
Staf medis menggunakan alat pelindung diri (APD) melihat perawatan pasien terinfeksi virus corona di Istana Es Krylatskoye, Moskow, Rusia. Foto: Maxim Shemetov/REUTERS
Moskow pun telah menyumbang lebih dari setengah dari 17.262 kasus konfirmasi positif di seluruh Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Presiden Vladimir Putin memantau situasi dengan cermat. Terkait meningkatnya kasus, Peskov menyalahkan "sifat licik" virus serta "nihilisme total dan rendahnya tingkat vaksinasi".
ADVERTISEMENT
Dalam briefing, ia menolak pernyataan yang mengatakan orang Rusia enggan divaksinasi karena mereka tidak mempercayai pihak berwenang.
Wakil Perdana Menteri Rusia, Tatiana Golikova, yang juga anggota satgas virus corona, mengatakan 16,1 juta warga Rusia telah disuntik vaksin dengan kedua komponen vaksin COVID-19 per 18 Juni.
Ia mengatakan 19,7 juta orang telah menerima dosis pertama vaksin. Pada sepertujuh populasi, angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara barat. Golikova mendesak warga Rusia untuk kembali divaksin setelah 6 bulan dari vaksinasi sebelumnya.
Warga di Moskow, Rusia, saat wabah virus corona mendera. Foto: Reuters/Shamil Zhumatov
Ia juga mengatakan pemerintah Rusia memutuskan "adalah bijaksana" untuk melanjutkan penerbangan ke Turki mulai 22 Juni di tengah situasi dan penanganan COVID-19 yang membaik di sana, setelah pembatasan diberlakukan pada Mei. Penerbangan ke sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Belgia juga akan kembali dilanjutkan akhir bulan ini.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Pemilihan Pusat Ella Pamfilova mengatakan pemungutan suara dalam pemilihan parlemen pada musim gugur ini akan diperpanjang, sebagian besar karena pandemi, untuk dilaksanakan selama tiga hari mulai 17-19 September.
Otoritas Moskow juga mengatakan warga yang bekerja di sektor publik harus mendapatkan vaksinasi dan mereka yang menolak divaksin akan ditolak untuk mendapatkan perawatan non darurat di rumah sakit.