Rusia Serang Apartemen dan Pusat Rekreasi di Odessa, 21 Orang Tewas

2 Juli 2022 5:56 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penduduk setempat membawa karung berisi pasir dari pantai Sobachyy, untuk memperkuat pertahanan kota, di Odessa, Ukraina, Senin (14/3/2022). Foto: Nacho Doce/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Penduduk setempat membawa karung berisi pasir dari pantai Sobachyy, untuk memperkuat pertahanan kota, di Odessa, Ukraina, Senin (14/3/2022). Foto: Nacho Doce/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serangan rudal yang dilakukan Rusia menghantam bangunan apartemen dan pusat rekreasi di Odessa, Ukraina, pada Jumat (1/7) pagi. Akibat serangan itu, 21 orang tewas dan melukai banyak orang di wilayah itu. Jerman pun dengan cepat mengutuk serangan itu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, pejabat Ukraina mengungkapkan ada satu anak yang tewas dalam serangan itu. Serangan tersebut terjadi satu hari setelah Moskow memukul mundur pasukannya dari pulau strategis dalam kemunduran besar invasi Kremlin.
Rudal itu menghantam dua bangunan di kota Sergiyvka, yang jaraknya sekitar 80 kilometer (50 mil) selatan pelabuhan Laut Hitam Odessa, yang menjadi lokasi strategis perang yang sudah berlangsung selama 4 bulan.
"Jumlah warga yang tewas meningkat menjadi 21," kata Wakil Kepala Distrik Odessa, Sergiy Bratchuk, kepada televisi Ukraina. Di antara yang tewas, ada anak laki-laki berusia 12 tahun.
Kementerian Layanan Darurat mengatakan 16 orang tewas di lingkungan apartemen sementara lima lainnya, termasuk seorang anak, ditemukan tewas di pusat rekreasi.
ADVERTISEMENT
Bratchuk juga mengatakan serangan itu diluncurkan dari pesawat yang terbang dari Laut Hitam.
"Skenario terburuk terjadi dan dua pesawat datang ke wilayah Odessa," katanya sembari menambahkan Rusia telah meluncurkan rudal yang "sangat berat dan sangat kuat".
Rusia tidak segera memberikan komentar terkait serangan tersebut. Sementara itu, Menteri Pertahanan Ukraina Dmytro Kuleba mendesak sekutu untuk mengirimkan "sistem pertahanan rudal modern secepat mungkin ke Kiev. Bantu kami untuk hidup dan menyudahi perang ini".
"Cara kejam di mana agresor Rusia mengambil nyawa warga sipil dalam ketenangannya dan sekali lagi berbicara bentuk kerusakan tambahan sangat tidak manusiawi dan sinis," kata juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit.
Tentara Ukraina berjaga di samping monumen pendiri kota Duke de Richelieu, ditutupi dengan kantong pasir untuk perlindungan di Odessa, Ukraina, 10 Maret 2022. Foto: Alexandros Avramidis/Reuters
Serangan ini tentu saja memicu kemarahan global setelah awal pekan ini Rusia meluncurkan serangan ke pusat perbelanjaan di Kremenchuk, pusat Ukraina, dan menewaskan setidaknya 18 warga. Presiden Rusia Vladimir Putin membantah pasukan Moskow bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji babak "baru" dari "sejarah" dengan Uni Eropa, setelah Brussels baru-baru ini memberikan status kandidat Ukraina dalam rangka mendorong Kiev bergabung dengan 27 anggota blok, meski keanggotaan mungkin masih bertahun-tahun lagi.
"Perjalanan kami dalam keanggotaan tidak seharusnya memakan waktu puluhan tahun. Kita harus segera melewati jalan ini," kata Zelensky kepada parlemen Ukraina.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan kepada anggota parlemen Ukraina bahwa keanggotaan berada "dalam jangkauan", namun mendesak mereka untuk membuat reformasi anti korupsi.
Sementara itu, Norwegia yang bukan anggota Uni Eropa, pada Jumat mengumumkan bantuan dana sebesar 1 miliar dolar AS untuk Kiev, termasuk untuk rekonstruksi dan senjata.
Pentagon juga mengirim paket persenjataan baru yang nilainya setara 820 juta dolar AS, termasuk dua sistem pertahanan udara dan lebih banyak amunisi untuk peluncur roket presisi Himars yang mulai disuplai AS pada bulan lalu.
ADVERTISEMENT