Rusia Siap Ambil Tindakan Jika NATO Semakin Mendekat ke Perbatasannya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu diungkap Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko. Dia mengatakan, pihaknya tak akan berdiam diri bila nuklir dan infrastruktur NATO mendekat.
"Perlu untuk merespons dengan mengambil tindakan pencegahan yang memadai yang akan memastikan kelangsungan pencegahan," jelas Grushko, dikutip dari Reuters, Sabtu (14/5/2022).
Grushko menerangkan, respons akan bergantung pada seberapa dekat aset militer mereka dari Rusia. Infrastruktur yang disebarkan juga menjadi pertimbangan.
Kremlin telah berulang kali menanggapi rencana keanggotaan Finlandia dan Swedia. Pada Kamis (12/5/2022), Helsinki menegaskan ambisi tersebut. Stockholm menunjukkan indikasi akan mengikuti keputusan itu.
"Pilihan rute yang dibuat Finlandia tentu saja akan mempengaruhi kita," ungkap Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson.
Grushko menegaskan, Rusia tidak berniat bermusuhan dengan kedua negara itu. Namun, pihaknya tidak menilik alasan nyata bagi mereka untuk bergabung.
ADVERTISEMENT
Rusia berulang kali menegaskan kecaman terhadap NATO. Rusia menuntut agar aliansi itu menghentikan ekspansi ke perbatasannya.
Hingga kini, tuntutan itu dipandang sebagai dalih untuk menyerang Ukraina. Kendati demikian, Barat justru memulai pertikaian terlebih dahulu. Ekspansi NATO dan keterlibatan Barat kerap hilang dari kompleksitas diskusi.
Pada mulanya, NATO merupakan kekuatan tandingan Pakta Warsawa selama Perang Dingin. Namun, Uni Soviet kemudian runtuh. AS lantas berjanji tidak akan memperluas NATO ke timur Jerman.
Janji tersebut tidak tertuang dalam tulisan. Tetapi, pemimpin Rusia saat itu memegang omongan AS.
Terlepas dari itu, AS terus menumbuhkan aliansi militernya. Mengabaikan protes, NATO perlahan-lahan mendekat ke perbatasan Rusia. NATO akhirnya tiba di perbatasan Rusia pada 2004 ketika Latvia dan Estonia bergabung.
ADVERTISEMENT