Rusia Siap Gelar Latihan Militer Gabungan Terbesar dalam Sejarah

10 September 2018 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Geladi Bersih Tentara Rusia Peringatan PD II (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)
zoom-in-whitePerbesar
Geladi Bersih Tentara Rusia Peringatan PD II (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)
ADVERTISEMENT
Rusia akan menggelar latihan militer gabungan terbesar sepanjang sejarah pada Selasa (11/9) mendatang. Latihan rencananya digelar di wilayah Timur Siberia bersama pasukan China dan Mongolia.
ADVERTISEMENT
Latihan berdurasi satu pekan bernama 'Vostok-2018' akan melibatkan sebanyak 300 ribu pasukan. Jumlah tersebut sekitar dua kali lipat dari latihan 'Zapad-81' yang digelar pada masa Uni Soviet pada 1981 silam.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, latihan kali ini akan melibatkan juga 36.000 kendaraan tempur, 100 pesawat terbang dan 80 kapal tempur.
Mereka juga akan melibatkan persenjataan terbarunya seperti misil Iskander, tank T-80 dan T-90, serta dua pesawat Sukhoi, Su-34 dan Su-35.
"Bayangkan 36.000 kendaraan tempur bergerak di waktu yang bersamaan: tank, pengangkut personel lapis baja, kendaraan tempur infanteri --dan semua ini, tentunya, dalam kondisi yang semirip mungkin dengan kondisi peperangan (sesungguhnya)," tutur Shoigu, dilansir AFP.
Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan hadir dalam latihan yang digelar digelar di tengah meningkatnya isu konflik Ukraina dan Suriah tersebut.
ADVERTISEMENT
Pavel Felgenhauer selaku Analis Militer Rusia mengatakan, latihan ini dimaksudkan sebagai persiapan untuk "perang dunia di masa yang akan datang". Tambahnya, keterlibatan China dalam hal ini pun menjadi sebuah simbol penting, meski China hanya mengikutsertakan 3.200 pasukannya saja.
"Musuhnya adalah Amerika Serikat dan sekutunya. Ini bukan hanya sebuah tanda maupun pesan, tapi tentang sebuah persiapan untuk perang berskala besar yang sesungguhnya," tutur Felgenhauer.
Hubungan Rusia dengan dunia Barat diketahui memburuk sejak negeri Beruang Merah tersebut menganeksasi Crimea pada 2014 lalu. Moskow juga diketahui sempat menuding NATO atas isu ancaman keamanan nasional Rusia.
Meski begitu, tambah Felgenhauer, agenda 'Vostok-2018' disebut tidak masuk dalam ranah tanggung jawab NATO. Selain itu, latihan ini juga dianggap tidak mengancam keamanan dari negara anggota NATO itu sendiri.
ADVERTISEMENT