Rusia Tembakkan 80 Roket ke Dekat PLTN Ukraina, 13 Orang Tewas
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gubernur di kawasan PLTN, Dnipropetrovsk, Valentin Reznichenko, mengatakan kebanyakan korban tewas merupakan warga yang tinggal di sekitar Sungai Dnieper yang membentang di seberang PLTN Zaporizhzhia.
Ia menerangkan, lebih dari 20 bangunan telah rusak di kota di seberang sungai, Marhanets.
Adapun gambar yang diunggah oleh pejabat Ukraina setempat menunjukkan koridor sekolah dipenuhi puing-puing dengan jendelanya pecah, serta sebuah bangunan tempat tinggal tertusuk roket.
Kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, menilai bahwa Rusia melancarkan serangan dengan impunitas dari Zaporizhzhia karena tahu bahwa Ukraina akan berisiko jika melawan.
"Rusia pengecut, tidak bisa berbuat apa-apa lagi, sehingga mereka menyerang kota-kota yang bersembunyi dekat pembangkit listrik tenaga atom Zaporizhzhia," katanya di media sosial, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Ukraina mengatakan sekitar 500 tentara Rusia dengan kendaraan berat dan senjata berjaga di pabrik, di mana teknisi Ukraina terus bekerja.
Perusahaan tenaga nuklir negara Ukraina telah memperingatkan bahwa kontainer dengan bahan radioaktif mungkin diledakkan dan mengatakan sangat penting Kiev merebut kembali pabrik itu pada musim dingin. Perusahaan itu menuduh Rusia ingin menghubungkan fasilitas itu ke jaringan listriknya.
Sementara, Rusia mengatakan pasukannya berperilaku bertanggung jawab dan memastikan keamanan kompleks. Moskow mengatakan tidak sengaja menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" yang bertujuan menjaga keamanannya dari ekspansi NATO.
Rusia belum mengomentari tuduhan Ukraina atas serangan terhadap Marhanets dan Reuters belum dapat secara independen memverifikasi versi Kiev.
Dalam beberapa waktu terakhir, Ukraina dan Rusia kerap saling tuduh serangan di sekitar PLTN Zaporizhzhia.
ADVERTISEMENT
Perusahaan energi nuklir Ukraina yang mengoperasikan PLTN Zaporizhzhia, Energoatom, menyatakan militer Rusia terus melakukan tindakan terorisme nuklir di sana. PLTN Zaporizhzhia saat ini dikuasai pasukan Rusia, namun tim Energoatom masih bekerja di PLTN terbesar di Eropa tersebut.