Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB Akan Tandatangani Kesepakatan soal Ekspor Gandum

22 Juli 2022 2:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PBB Antonio Guterres. Foto: Pedro Nunes/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PBB Antonio Guterres. Foto: Pedro Nunes/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rusia, Ukraina, Turki, dan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres akan menandatangani kesepakatan untuk melanjutkan ekspor produk pertanian Ukraina melalui jalur Laut Hitam pada Jumat (22/7/2022) pekan ini.
ADVERTISEMENT
Informasi tersebut diungkap oleh pihak pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sehari sebelumnya, pada Kamis (21/7/2022).
Ankara mengatakan, dialog empat arah yang digelar di Istanbul pada pekan lalu telah melahirkan sebuah kesepakatan bersama atas rencana yang dipimpin oleh PBB untuk mengatasi krisis pangan.
“Rincian perjanjian itu belum dapat diketahui. Kesepakatan akan ditandatangani pada hari Jumat di Istana Dolmabahce pukul 13.30 GMT,” kata pihak pemerintahan Erdogan, dikutip dari Reuters.
Kendati demikian, sebelum dialog pekan lalu digelar, para delegasi yang hadir kala itu sempat membeberkan apa saja rincian rencana yang akan disepakati, di antara lain:
- Kapal Ukraina jadi pemandu kapal pengangkut produk pertanian untuk masuk dan keluar melalui pelabuhan yang masih tersebar ranjau;
ADVERTISEMENT
- Rusia menyetujui gencatan senjata saat proses pengiriman berlangsung;
- dan Turki yang dibantu oleh PBB menjadi pemeriksa kapal untuk menghilangkan kekhawatiran Rusia akan terjadinya penyelundupan senjata.
Apabila rencana-rencana yang akan dituangkan ke dalam tulisan ini nantinya disepakati oleh semua pihak, maka proses pengiriman produk pertanian dari Ukraina ke negara-negara lain dapat kembali normal.
Sebuah truk terlihat di terminal gandum selama panen jelai di wilayah Odesa, Ukraina. Foto: Igor Tkachenko/REUTERS
“Ukraina berpotensi dapat dengan cepat memulai kembali kegiatan ekspor,” kata Wakil Menteri Pertanian Ukraina Taras Vysotskiy sebelumnya pada Kamis.
Selama ini, Rusia dan Ukraina merupakan pemasok gandum utama di dunia. Namun sejak Rusia memulai operasi militer khususnya pada 24 Februari silam, harga pangan semakin meroket dan telah memicu terjadinya krisis pangan global.
Konflik di Ukraina berimbas pada aktivitas ekspor pangan di Ukraina. Pihak Kiev menyebut, blokade yang dilakukan oleh kapal-kapal militer Rusia di Laut Hitam telah menghambat pengiriman produk pertanian dari negara itu. Situasi ini menyebabkan belasan kapal terdampar dan sekitar 20 juta ton biji-bijian terjebak dalam silo di Pelabuhan Odessa.
ADVERTISEMENT
Pihak Moskow telah membantah tudingan yang dilayangkan oleh Ukraina dan Barat bahwa pihaknya bertanggung jawab atas terjadinya krisis pangan global.
Sebaliknya, Moskow mengatakan krisis pangan sudah terjadi sejak pandemi COVID-19 melanda dunia namun semakin diperburuk dengan sanksi-sanksi yang diberikan Barat kepada Rusia.
Pasalnya, sanksi-sanksi ini berdampak pada terhambatnya ekspor pangan dan pupuk Rusia serta dipicu oleh Ukraina yang disebut enggan menjinakkan ranjau-ranjau yang mereka sebar di pelabuhan Laut Hitamnya.