Saat Irjen Fadil Maafkan Pengedit Profilnya di Wikipedia

30 Juli 2022 15:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Metro Jaya Irjenpol Fadil Imran di Konpers Mafia Tanah. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Metro Jaya Irjenpol Fadil Imran di Konpers Mafia Tanah. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Laman Wikipedia yang berisikan data diri Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, diduga sempat diubah oleh seseorang pada Jumat, 22 Juli 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Di dalam laman yang sempat diedit itu disebutkan Irjen Fadil diduga telah menerima suap dari Kadiv Propam nonaktif, Irjen Ferdy Sambo. Suap itu terkait masalah tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Pengedit Wikipedia itu telah berhasil ditangkap kepolisian, pelakunya bernama Nyoman Edi. Dalam video yang diunggah di akun Instagram resmi @kapoldametrojaya, Irjen Fadil Imran menemui tersangka yang mengenakan baju tahanan.
"Oh ini. Duduk aja. duduk, nggak apa-apa. Santai aja. Siapa namanya?" tanya Fadil.
"Saya Nyoman Edi," jawabnya.
"Kenapa Man, kamu mengedit Wikipedia saya?" tanya Fadil lagi.
"Saya punya pengalaman buruk, kurang baik dengan anggota kepolisian," jawab Nyoman Edi.
"Oh begitu ya, jadi punya pengalaman buruk berinteraksi dengan polisi. Begitu melihat ada kejadian, terus kamu tertarik untuk mengedit punya profil Wikipedia saya," ujar Fadil.
ADVERTISEMENT
Dalam video itu terungkap Nyoman Edi tidak terlalu mengenal Fadil.
"Kamu kenal profil pribadi saya secara langsung enggak? Atau pernah tahu saya enggak?" tanya Fadil.
"Sebelumnya tidak tahu persis bagaimana profil dari Bapak sebelumnya," jawab Nyoman Edi.
"Mengedit itu maksudnya supaya apa?" tanya Fadil.
"Keisengan, itu saja," jawab Nyoman Edi.
"Oh. Oke. Ada perasaan kecewa, lalu ada momentum ini. Nyoman kemudian melampiaskan kekecewaan itu dengan mengeditnya, ya. Nah, sekarang saya buka nih masker saya, nih, Edi," kata Fadil sambil membuka maskernya.
Fadil lalu meminta penilaian Nyoman soal pribadinya.
"Menurut kamu saya seperti apa, sih, sebenarnya?" tanya Fadil.
"Cukup gagah."
"Apa lagi?"
"Cukup berwibawa."
"Apa lagi?"
ADVERTISEMENT
Fadil tertawa mendengar tanggapan Nyoman Edi.
Fadil lalu menyampaikan sejumlah pesan untuk Nyoman Edi agar lebih berhati-hati menggunakan internet. Ini juga berlaku untuk semua pihak.
"Gini Nyoman, saya sebenarnya tidak terlalu peduli dengan editan-editan kamu itu. Bagi saya itu menjadi risiko sebagai seorang pejabat publik. Ya, apalagi dalam tugas-tugas mengungkap sebuah peristiwa, ya. Yang berbasis fakta dan mencari kebenaran. Nggak apa-apa itu biasa, tidak masalah," tutur Fadil.
"Nyoman sekarang usia berapa?" lanjut Fadil.
"35 Tahun," jawab Nyoman yang bekerja sebagai trader saham ini.
"Masih muda, masih panjang perjalanan hidup. Masih banyak hal yang bisa dilakukan. Tidak ada manusia yang jalannya sempurna. Pasti ada sandungan-sandungan. Pasti ada kerikil-kerikil kecil. Tapi saya juga ingin mengedukasi kepada semua orang bahwa jangan Anda pernah berpikir bahwa dalam kesendirian bersama jaringan internet maka Anda bisa lari dan sembunyi. Dunia siber itu penuh dengan jejak-jejak digital yang bisa ditelusuri," nasihat Fadil.
ADVERTISEMENT
"Yang kedua saya ingin mengedukasi juga kepada semuanya bahwa berekspresi itu hak. Tapi, ingat ketika kita berekspresi ada norma. Di internet ada juga yang namanya etika berinternet. Netiquette namanya," beber Fadil.
"Tapi nggak usah khawatir, seperti yang saya bilang tadi, saya maafkan, kok," kata Fadil.
"Dan sejak awal saya juga tidak pernah mau melaporkan. Tidak merasa sakit hati sama sekali dengan editan-editan Nyoman itu, ndak ada. Dan tadi pagi saya dilaporkan, saya bilang; nggak [mempermasalahkan], saya mau ketemu Nyoman saja, saya mau maafkan. Nggak ada masalah buat saya. Saya sudah minta kepada penyidik supaya nggak usah diproses hukum. Habis ini yang penting Nyoman menyadari itu bahwa ini sesuatu yang buruk. Jangan diulangi lagi, selesai," ucap Fadil.
ADVERTISEMENT
"Terima kasih, Bapak," jawab Nyoman.
"Ya. Jadi saya ingin bukan kepada Nyoman saja. Tapi kepada semua orang," pesan Fadil.
"Ada pesan buat saya lagi?" tanya Fadil.
"Pesan saya untuk Bapak Kapolda Metro Jaya beserta jajarannya, dalam melayani masyarakat bisa makin baik, bisa lebih baik. Segala sesuatunya bisa berjalan lancar. Objektif juga dan bisa transparan, ya," ujar Nyoman mengakhiri perbincangan sambil membuka baju tahanannya.