Saat Nadiem Bermalam di Rumah Calon Guru Penggerak di DIY

14 September 2021 14:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbudristek Nadiem Makarim bermalam di rumah calon Guru Penggerak angkatan ketiga, Khoiry Nuria Widyaningrum. Foto: Kemendikbudristek
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbudristek Nadiem Makarim bermalam di rumah calon Guru Penggerak angkatan ketiga, Khoiry Nuria Widyaningrum. Foto: Kemendikbudristek
ADVERTISEMENT
Mendikbudristek Nadiem Makarim melakukan kunjungan kerja ke DIY untuk meninjau implementasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dan berdialog dengan sejumlah kepala sekolah.
ADVERTISEMENT
Sebelum memulai agendanya di DIY, Nadiem sempat bermalam di rumah seorang calon Guru Penggerak angkatan ketiga, Khoiry Nuria Widyaningrum atau Ibu Nuri pada Senin (13/9) kemarin.
Guru Penggerak merupakan salah satu program Merdeka Belajar yang dikhususkan sebagai pelatihan bagi para guru yang akan menjadi ujung tombak reformasi pendidikan di Indonesia. Para guru akan dilatih secara khusus untuk kemudian terjun ke sekolah-sekolah di sejumlah daerah Indonesia untuk memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
"Mohon maaf mengganggu, Ibu. Saya ingin mampir. Apakah boleh? kata Nadiem di teras kediaman Ibu Nuri, dikutip dari situs kemdikbud.go.id, Selasa (14/9).
Ibu Nuri tidak menyangka Nadiem akan mampir ke rumahnya. Suminya yang adalah guru SD Muhammadiyah Domban 3 dan kedua orang tuanya yang juga pensiunan guru sekolah Muhammadiyah juga terkejut dengan kedatangan Nadiem.
ADVERTISEMENT
"Saya masih berpikir, sekelas Mas Menteri mana mungkin datang ke rumah," kata Ibu Nuri.
Nadiem kemudian menjelaskan maksud kedatangannya untuk belajar dari Guru Penggerak. Ia mengatakan, program ini adalah regenerasi pemimpin-pemimpin sekolah, dan juga ingin melihat langsung keseharian Ibu Nuri sebagai calon Guru Penggerak.
Mendikbudristek Nadiem Makarim bermalam di rumah calon Guru Penggerak angkatan ketiga, Khoiry Nuria Widyaningrum. Foto: Kemendikbudristek
“Program Guru Penggerak itu adalah salah satu program terpenting Kemendikbudristek, karena program ini adalah regenerasi pemimpin-pemimpin sekolah. Kalau saya tidak lagi menjabat sebagai Menteri, yang akan meneruskan transformasi pendidikan adalah para Guru Penggerak," jelas Nadiem.
“Saya ingin merasakan langsung keseharian sebagai calon Guru Penggerak agar saya lebih memahami. Saya ingin tahu suka dan duka Ibu Nuri sebagai guru. Boleh, Ibu, saya minta izin menginap?" tanya Nadiem kepada Ibu Nuri.
ADVERTISEMENT
Nadiem kemudian duduk santai bersama Ibu Nuri dan keluarga di ruang tamu. Nadiem mengatakan dirinya menangkap ada benang merah ketika bertemu dengan para calon Guru Penggerak di berbagai daerah di Indonesia.
“Karakter calon Guru Penggerak itu lugas dalam menyampaikan pendapat dan gagasan. Terutama saya selalu melihat ada keresahan dalam diri guru-guru yang saya temui. Mereka semua ingin melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” ungkapnya.
Ibu Nuri pernah mengenyam 8 tahun sebagai guru dan tiga tahun sebagai kepala sekolah di sekolah Muhammadiyah, kini memilih menjadi guru di sekolah negeri. Ia mengungkapkan bahwa pendidikan memang harus ditransformasi.
“Di sinilah saya menemukan bahwa benar pendidikan memang harus ditransformasi. Kenapa sekolah negeri pinggiran tempat saya mengajar tidak sebagus sekolah swasta? Kemudian saya merasa tergerak,” ungkap Ibu Nuri.
Mendikbudristek Nadiem Makarim bermalam di rumah calon Guru Penggerak angkatan ketiga, Khoiry Nuria Widyaningrum. Foto: Kemendikbudristek
Bercerita soal alasan memilih kembali menjadi guru padahal tadinya sudah menyandang status kepala sekolah, Ibu Nuri menyinggung beban administrasi yang dialami sebagai kepala sekolah sehingga membuatnya tidak leluasa mengajar.
ADVERTISEMENT
“Ibu sepertinya sepakat dengan saya, bahwa administrasi pendidikan itu tidak sama dengan pembelajaran. Administrasi tidak ada hubungan langsung dengan murid dan hanya mengikuti aturan. Sementara tugas guru yang sebenarnya adalah untuk fokus memberikan pembelajaran yang bermakna bagi murid,” ujar Nadiem.
Lebih lanjut, Ibu Nuri mengapresiasi kebijakan Nadiem yang menghapus UN.
“Saya juga suka kebijakan Mas Menteri menghapus UN. Saya senang sekali,” pungkasnya.
Sebelum memulai peninjauannya ke SD Muhammadiyah, SMP Taman Dewasa Jetis, SMA Ma’arif dan berdialog dengan kepala-kepala sekolah se-DIY hari ini, Nadiem menyempatkan berolahraga bersama dan mengunjungi taman wisata yang dikelola Ibu Nuri beserta suami.