Saat Uluran Tangan Warganet Selamatkan Hidup Mereka

23 November 2019 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO kumparan, Hugo Diba memberikan sambutan saat penandatanganan kerja sama kumparan dan Kitabisa.com di Kantor kumparan, Jakarta Selatan.  Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO kumparan, Hugo Diba memberikan sambutan saat penandatanganan kerja sama kumparan dan Kitabisa.com di Kantor kumparan, Jakarta Selatan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
kumparan percaya, media bukan hanya soal menghasilkan karya jurnalistik yang terpercaya saja. Namun, media, juga bisa menjadi motor penggerak untuk menghimpun kekuatan dan mengalirkan kebaikan.
ADVERTISEMENT
“Kami percaya bahwa, di Indonesia, salah satu yang harus dipikirkan adalah bukan bagaimana media itu hanya memberitakan saja, tapi bagaimana bisa membuat story yang akhirnya bisa menggerakkan masyarakat dalam hal positif,” kata CEO kumparan Hugo Diba saat peluncuran fitur kumparanDerma, Kamis (21/11) lalu.
kumparanDerma, menghimpun kekuatan dan menyalurkan kebaikan. Foto: kumparan
Berbekal semangat itu, jauh sebelum kumparan membangun fitur kumparanDerma, kami sudah mulai misi kami untuk menghimpun kekuatan dan mengalirkan kebaikan. Yang pertama kali merasakan dampaknya adalah Kakek Khaerudin.
Di usia senja, 93 tahun, Kakek Khaerudin tetap bekerja keras berjualan roti keliling demi menghidupi istri, empat anak, dan 12 orang cucunya. Tak hanya itu, Khaerudin juga masih menyimpan mimpi besar. Ia ingin menginjakkan kaki ke Tanah Suci.
Kakek Khaerudin terlelap tertidur. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Setiap hari, sejak fajar menyingsing hingga tengah malam, Kakek Khaerudin menarik gerobak putihnya. Ia berjalan, dari Menteng Dalam hingga Kota Kasablanka tanpa mengenal lelah.
ADVERTISEMENT
Kisah Kakek Khaerudin yang kami angkat, menggugah warganet. Melalui kerjasama dengan kitabisa.com, penggalangan dana untuk Kakek Khaerudin bisa mencapai Rp 51.787.708 dari 80 donatur, melebihi target kami.
Kakek Khaerudin menunggu keberangkatan Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Kakek Khaerudin begitu gembira. Sambil meneteskan air mata haru, ia berterima kasih karena akhirnya diberi kesempatan untuk menuntaskan ibadah sebagai umat Islam.
Kesuksesan penggalangan dana untuk Kakek Khaerudin, membuat kami semakin bersemangat. Berbagai penggalangan dana pun kami lakukan untuk membantu saudara-saudara yang dilanda musibah.
Crowdfunding driver Go-food yang kehilangan motor. Foto: Abyan/kumparan
Salah satunya adalah Sidik Casmudianto, driver Go-Food yang kehilangan motornya saat membeli makanan pesanan. Padahal, bagi Sidik, motor tersebut tak hanya menjadi moda transportasi, tapi juga penyambung hidupnya dan tiga anaknya.
Hanya dalam waktu tiga hari saja, terkumpul donasi sebesar Rp 92.226.309 dari 2.170 donatur. Selain itu, ada pula donasi yang dikumpulkan di kitabisa.com oleh pihak lain, sehingga total donasi bagi Sidik adalah Rp 150 juta.
Crowdfunding driver Go-food yang kehilangan motor Foto: Abyan/kumparan
Jumlah tersebut cukup untuk membeli sebuah sepeda motor baru bagi Sidik. kumparan bersama Kitabisa.com pun langsung menyambangi kediaman Sidik dan mengajaknya ke sebuah dealer motor.
ADVERTISEMENT
Sidik memilih sebuah motor matic jenis bebek. Saat ditawari jenis motor lain yang lebih mahal, Sidik menolak. Ia memilih untuk menyimpan sisa donasi tersebut untuk menabung membeli rumah dan membiayai pendidikan ketiga anaknya.
Sembako untuk Cindy dan kakek-neneknya Foto: Tugu Jogja
Lain lagi dengan kisah Cindy Uristyanti (7). Berkat uluran tangan warganet, kini masa depan Cindy bisa terjamin, kakek-neneknya pun bisa bernapas lega.
Cindy sudah menjadi yatim sejak bayi. Ayahnya meninggalkan dirinya dan ibunya begitu saja. Tak lama setelah itu, ibu Cindy yang stres pun harus masuk Rumah Sakit Jiwa. Cindy yang masih balita harus tinggal bersama kakek neneknya, Cokro Utomo Pairimin (72) dan Tukiyem (70).
Cindy (pertama, depan dari kiri) dan kepala TK, Kismiyati (kedua depan dari kiri), ketika ditemui di TK Perintis Kledung, Karangdalem, Rabu (13/3). Foto: Tugu Jogja/Galih Wijaya
Di usia senja, merawat dan menghidupi bocah kecil, jelas bukan perkara mudah. Rumah mereka sangat kumuh, kondisi Cindy saat pertama masuk sekolah saat itu pun tak terawat.
ADVERTISEMENT
Kondisi Cindy yang memprihatinkan ini pun membuat iba. Melalui donasi yang dihimpun kumparan, rupanya antusiasme masyarakat begitu besar. Dari 5.259 donatur, terkumpul dana sebesar Rp 480.917.279.
Cindy dibonceng kakeknya, Cokro Utomo Parimin, saat berangkat ke sekolah dengan sepeda onthel. Mereka harus menempuh jarak 2 kilometer setiap hari. Foto: Tugu Jogja/ Galih Wijaya
Uang tersebut pun langsung digunakan untuk menjamin pendidikan Cindy hingga tingkat akhir. Sedangkan sisanya, digunakan untuk memperbaiki rumah serta meningkatkan taraf hidup mereka melalui kebun dan ternak.
Berbagai kisah sukses itu, menggerakkan kumparan untuk memudahkan pembaca menyalurkan donasi mereka. Melalui kerjasama dengan Kitabisa.com, kumparan meluncurkan fitur kumparanDerma.
Ilustrasi donasi di kumparanDerma Foto: kumparan
Melalui fitur ini, pembaca bisa langsung berderma di laman story tanpa harus membuka aplikasi lain. Siapa saja bisa mengajukan bantuan melalui [email protected], namun story yang akan diangkat sudah diverifikasi terlebih dahulu oleh tim kami.
Tak hanya membuat story yang faktual serta mengetuk hati, para jurnalis kami juga akan bergerak memberikan laporan terkini seputar pemberian donasi. Sehingga, seluruh donasi yang dihimpun kumparanDerma bisa tepat sasaran dan tepat guna sesuai amanah.
ADVERTISEMENT