Harita Nickel

Safety Procedures di Harita Nickel: Keselamatan Bagi Pekerja dan Warga Sekitar

28 April 2024 13:18 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Area operasional tambang dan pabrik peleburan merupakan kawasan yang secara ketat menerapkan Safety Operational Procedures (SOP). SOP jadi salah satu dari pengendalian bahaya dan risiko bagi pekerja maupun warga sekitar.
Seperti yang diterapkan pada Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi, Maluku Utara.
Setiap aktivitas karyawan di area tambang dan smelter harus mengenakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap disertai panduan SOP yang harus dipahami setiap karyawan.
“SOP ini dibuat bertujuan untuk memberikan panduan bekerja aman sesuai dengan bahaya dan potensi risiko yang terdapat di pekerjaan tersebut,” jelas Direktur Health, Safety, and Environment (HSE) Harita Nickel, Tonny Gultom, kepada kumparan, Kamis (25/4).
Pekerja mengenakan APD lengkap saat proses pengemasan nikel sulfat pada pabrik HPAL Harita Nickel. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tonny memastikan perusahaan selalu berkomitmen terhadap keselamatan pekerja, melalui sejumlah upaya mitigasi yang dilakukan. Seperti mengadakan pelatihan SOP kepada seluruh pekerja, inspeksi rutin penerapan SOP setiap hari.
Lalu, penerapan SOP dievaluasi secara berkala oleh pihak internal dan eksternal audit dari pihak independen, seperti Kemnaker, Kementerian ESDM, badan sertifikasi SGS, hingga international parties yang ditugaskan oleh customer, pembeli produk dari Harita Nickel.
“Selain hal tersebut, Harita Nickel juga melakukan pemeriksaan berkala dari kesesuaian SOP tersebut dengan kondisi saat ini dan perubahan proses operasi yang terjadi jika ada,” terang Tonny.
Para pekerja mengenakan APD lengkap pada area smelter RKEF Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utaral. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tonny menjelaskan SOP yang dijalankan Harita Nickel menggunakan sistem manajemen yang terintegrasi dari proses penambangan bijih nikel hingga pemurnian (refinery) atau pengolahan nikel menjadi mixed hydroxide precipitate (MHP) dan Feronikel.
“SOP ini telah teruji sehingga memenuhi standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja International (ISO 45001:2018) serta Sistem Manajemen Pengelolaan Lingkungan Internasional (ISO 14001:2015) yang dibuktikan dengan Sertifikasi ISO 45001 serta ISO 14001 dari badan sertifikasi SGS,” rincinya.
Harita Nickel juga menggunakan multi-language untuk memastikan seluruh karyawan memahami isi dari SOP karena operasional Harita Nickel dijalankan oleh multi-national personel.
Direktur Health, safety, and Environment (HSE) Harita Nickel, Tonny Gultom. Foto: Dok. Harita Nickel

Penerapan SOP Pemakaian APD

Penerapan SOP oleh karyawan Harita Nickel terlihat berjalan sangat baik saat kumparan berkesempatan mengunjungi area operasional tambang dan smelter Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, beberapa waktu lalu.
Setiap pekerja yang beraktivitas di area Harita Nickel terpantau mengenakan APD Utama. APD Utama ini merupakan alat pelindung diri minimal yang wajib dikenakan, seperti helm pelindung kepala, sepatu keselamatan yang memiliki pelindung pada ujung kaki, serta kacamata keselamatan.
Pekerja mengenakan masker dan masker respirator saat memantau pengolahan air sisa tambang di fasilitas sediment pond Harita Nickel. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain pekerja, APD Utama juga wajib dikenakan pihak kontraktor dan tamu yang berkunjung selama berada di area Harita Nickel.
Bagi karyawan yang menjalankan pekerjaan-pekerjaan khusus dengan potensi risiko khusus, wajib mengenakan APD Khusus. Misalnya bagi pekerja di bagian pengelasan wajib mengenakan kacamata pengelasan, lalu full body harness untuk pekerja yang melakukan pekerjaan di atas ketinggian.
Ada juga APD khusus berupa respirator untuk pekerja yang bekerja dengan bahan berdebu atau partikel berbahaya.
Matrix APD khusus ini telah dibuat dan merupakan salah satu hal yang dijelaskan pada SOP Alat Pelindung Diri,” terang Tonny.
Pekerja menggunakan APD lengkap saat proses pengemasan MHP, nikel sulfat, dan kobalt sulfat di Pabrik HPAL Harita Nickel. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sementara bagi pihak eksternal, seperti tamu yang akan memasuki area kerja yang memiliki potensi risiko dan bahaya khusus, Tonny memastikan akan mendapatkan APD yang sesuai.
“Misalnya tamu yang akan memasuki wilayah kerja dengan kebisingan, maka ear plug, alat pelindung pendengaran akan diberikan dan wajib untuk dikenakan, khususnya di area bertanda khusus,” jelas dia.
Pemakaian berbagai APD ini sudah secara otomatis diterapkan karyawan Harita Nickel sesuai potensi risiko pekerjaan masing-masing. Membuktikan karyawan Harita Nickel selalu meningkatkan kewaspadaan dan keselamatan dalam bekerja.
Para pekerja mengenakan APD lengkap di area smelter RKEF Harita Nickel. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Prosedur Security Gate dan Larangan Bawa Benda Berbahaya

Tonny memastikan setiap ketentuan dasar keselamatan kerja di wilayah Harita Nickel disampaikan kepada karyawan melalui Safety Induction. Hal ini menjadi syarat pertama masuk lokasi kerja dan syarat untuk mendapatkan ID card sebagai syarat sah bekerja di lokasi.
“Ketentuan itu termasuk pakaian yang dikenakan seperti untuk karyawan harus menggunakan pakaian khusus yang dilengkapi reflektor, jika tidak ada maka rompi reflektor harus dikenakan,” terang Tonny.
Security Gate dengan sistem scanning disiapkan pada setiap akses masuk wilayah kerja Harita Nickel. Pemeriksaan dilakukan para petugas security.
Papan petunjuk terkait personal protection equipment (PPE) pada pabrik HPAL Harita Nickel. Foto: Dok. Harita Nickel
Semua karyawan, kontraktor dan tamu dilarang membawa senjata tajam, senjata api, bahan kimia berbahaya dan larangan mengambil gambar tanpa izin.
Untuk beberapa wilayah/tempat kerja terdapat ketentuan lain. Misalnya pada fuel storage (penimbunan bahan bakar) atau penimbunan B3, maka korek api dan benda yang dapat menimbulkan api terbuka dilarang dibawa.
Tonny menegaskan setiap pihak yang melanggar SOP dan Safety Induction, maka akan dilakukan tindakan disiplin yang diberikan secara bertingkat. Mulai dari sanksi administrasi hingga pemutusan hubungan kerja. “Hal ini masuk dalam peraturan perusahaan,” tegasnya.

Mitigasi Risiko Cuaca Tak Menentu

Foto udara area oprasional Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Foto: Dok. Harita Nickel
Area operasional tambang dan smelter Harita Nickel terletak secara terintegrasi di Pulau Obi, Maluku Utara. Area kerja yang berada di alam terbuka ini tentu menghadapi tantangan berupa cuaca yang tak menentu dan menjadi salah satu risiko bahaya.
Harita Nickel memastikan risiko bahaya dari cuaca yang tak menentu selalu diidentifikasi secara matang dan dikendalikan dengan upaya-upaya yang efisien dan efektif melalui Hazard Identification Risk Assessment & Determining Control (HIRADC) dan Climate Change Risk Management.
Misalnya dalam upaya mitigasi kebakaran semak/hutan, maka Harita Nickel mengadakan pelatihan emergency team secara berkala. Perusahaan juga telah menyiagakan fasilitas penanggulangan berupa 4 fire truck lengkap beserta alat pendukung lainnya.
“Setiap bahaya tersebut telah diatur dalam SOP,” kata Tonny.

Fokus Keselamatan Warga Sekitar Harita Nickel

Warga mendapat sosialisasi dan edukasi terkait kesehatan dan keselamatn. Foto: Dok. Harita Nickel
Selain fokus pada keselamatan karyawan dalam bekerja, Tonny memastikan Harita Nickel juga fokus dan mendukung pada keselamatan serta kesehatan warga sekitar.
Hal ini sesuai komitmen Harita Nickel dalam menerapkan praktik-praktik yang mendukung Environmental, Social, and Governance (ESG), bahwa perhatian perusahaan terhadap warga sekitar menjadi aspek penting di dalamnya.
Sebab, warga sekitar dianggap memiliki kontribusi penting untuk kelangsungan perusahaan, sehingga pengelolaan yang tepat akan sangat mendukung operasi yang berkelanjutan.
Sebagai wujud dukungan dan bantuan Harita Nickel pada keselamatan dan kesehatan warga sekitar, perusahaan secara berkala menggelar edukasi dan sosialisasi soal keselamatan dan kesehatan.
Tim Health, safety, and Environment mengadakan pelatihan antisipasi kebakaran. Foto: Dok. Harita Nickel
Misalnya, menggelar pelatihan kepada warga soal keadaan darurat dalam mengantisipasi kebakaran hingga pelatihan budaya hidup sehat.
Dukungan seperti ini diberikan untuk memastikan bahwa praktik kesehatan warga semakin baik dan kesadaran warga terhadap upaya keselamatan semakin meningkat.
“Evaluasi impact terhadap kualitas kesehatan dan keselamatan warga sekitar dilakukan oleh Harita Nickel melalui Health Impact Assessment pada tahap awal dan evaluasi berkala dengan pengukuran dan program-program kegiatan, seperti sosialisasi kesehatan dan pelatihan keselamatan kerja, seperti latihan keadaan darurat dan pelatihan budaya hidup sehat secara berkala,” terang Tonny.
Dengan demikian, Harita Nickel selalu memperhatikan aspek warga sekitar pada proses evaluasi penilaian risiko pada operasional perusahaan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten