Saling Sindir PDIP dan Gerindra soal Formula E di Monas

14 Februari 2020 21:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi di Kantor Kemensetneg, Kamis (13/2). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi di Kantor Kemensetneg, Kamis (13/2). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi tetap tidak sepakat dengan Pemprov DKI Jakarta yang hendak menggelar ajang balapan Formula E di kawasan Monas.
ADVERTISEMENT
Menurut Prasetio, Jakarta memiliki banyak tempat lain yang potensial untuk jadi sirkuit balapan mobil listrik tersebut.
“Saya kira Jakarta memiliki banyak tempat yang tidak kalah mumpuni dan menarik untuk penyelenggaraan Formula E, selain di kawasan Monumen Nasional (Monas),” kata Prasetio saat dikonfirmasi, Jumat (14/2).
“Kita punya kawasan Taman Impian Jaya Ancol, kawasan Kemayoran, atau Gelora Bung Karno yang menurut saya cukup tepat,” sambungnya lagi.
Politisi PDIP itu menilai Monas tidak tepat dijadikan sirkuit karena merupakan kawasan cagar budaya. Melaksanakan formula E di kawasan cagar budaya tentunya melanggar aturan.
Wakil Ketua DPRD Fraksi Gerindea M. Taufik. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
Formula E di Jakarta perlu. Tapi penyelenggaraannya harus sesuai aturan, dan tentu harus juga sesuai dengan rekomendasi pihak berwenang,” kata Prasetio.
Sementara Wakil Ketua DPRD DKI Fraksi Gerindra, M Taufik, tidak sepakat dengan Prasetio. Menurut Taufik, tidak jadi masalah jika Formula E digelar di Monas.
ADVERTISEMENT
Taufik menilai tentunya pemilihan Monas telah melalui berbagai macam pertimbangan. Lagipula, kata Taufik, seluruh pembalap akan berhati-hati sehingga tidak akan merusak kawasan cagar budaya tersebut.
Foto udara revitalisasi Monas. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Taufik juga menambahkan, dari seluruh kawasan Monas, hanya Tugu Monas saja yang masuk daftar cagar budaya. Sementara jalanan di kawasan Monas bukan cagar budaya sehingga bisa dimanfaatkan.
“(Yang penting) tugunya kan nggak ditabrak,” kata Taufik.