Sandiaga: Ekonomi Kita di 2020 Akan Hadapi Banyak Tantangan

14 Desember 2019 19:51 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno menghadiri Mukernas V PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno menghadiri Mukernas V PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno memprediksi pada 2020 Indonesia akan menghadapi tantangan ekonomi besar.
ADVERTISEMENT
Prediksi itu disampaikan Sandiaga saat memberikan materi mengenai proyeksi ekonomi Indonesia 2020 pada Mukernas V PPP.
"Jadi kita depolitisasi, jangan bicara lagi mengenai politik. Tapi ada masalah ekonomi yang diafirmasi sendiri bahwa ekonomi kita 2020 akan hadapi banyak tantangan," kata Sandi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12).
Sandiaga menjelaskan, tantangan ekonomi akan berjalan seiring dengan Pilkada serentak 2020. Meski demikian, Sandiaga tidak menyebut secara detail tantangan berat seperti apa yang akan dihadapi oleh Indonesia.
Ia hanya agar parpol dapat memastikan dinamika politik tidak mempengaruhi stabilitas ekonomi.
Sandiaga Uno menghadiri Mukernas V PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
"Salah satu kemudahan untuk parpol. Pilkada 2020 banyak banget pilkadanya. Biasanya parpol alhamdulilah kalau ada Pilkada. Tahun 2018, 2019, 2020 tahun politik. Untuk ekonomi ini perlu kita bangun satu narasi bahwa tahun politik tidak pengaruhi ketidakpastian ekonomi," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Karena tiap tahun, tahun politik, kita mulai ubah narasinya. Jangan pakai narasi pilpres 2019, tapi ayo kumandangkan narasi persatuan. Jangan hal yang kecil akhirnya memecah belah kita. Jangan kita masuk ke satu framing, yang diputar diulang akhirnya memecah belah kita," imbuh Sandi.
Ia menuturkan kontestasi Pilkada 2020 harus menunjukkan demokrasi yang berkualitas. Setelah itu, ia ingin pertumbuhan ekonomi dapat menghadirkan kesejahteraan masyarakat.
"Ekonomi, kita ciptakan era kesejahteraan. Demokrasi kita harus jadi demokrasi yang berkualitas. Jalan keluar dari Pilpres 2019 kemarin adalah sebuah kebijakan yang lebih berpihak," ucapnya.
Lebih lanjut, Sandi menganggap saat ini kegiatan ekspor Indonesia melemah pasca tahun 1990an. Menurutnya, Indonesia hanya menjadi pasar komoditas.
"Akhirnya indonesia menjadi kembalinya si anak hilang kita dulu ini juara ekspor di jaman tahun 90a/80an salah satu the darling of investment itu adalah Indonesia. Tapi sekarang kita sepertinya hilang dari global production supply chain, kita enggak lagi jadi bagian dari supply chain kita hanya menjadi pasar," pungkas dia.
ADVERTISEMENT