Sandiaga soal TKA-Pebisnis Naik Pesawat: When you Lead, You Need To Give Example

1 Mei 2020 17:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Salahuddin Uno di Kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Salahuddin Uno di Kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Langkah pemerintah yang mendatangkan 500 TKA asal China di Sulawesi Tenggara dan membolehkan pebisnis bepergian naik pesawat mendapat kritikan dari banyak pihak. Padahal, saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi virus corona dan gelombang PHK.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pemerintah telah mengeluarkan aturan larangan mudik bagi masyarakat, khususnya di zona merah atau yang sedang PSBB, demi memutus rantai penularan virus corona.
Sandiaga Uno menilai langkah yang dilakukan haruslah bisa memberikan contoh kepada masyarakatnya. Baginya, orang-orang yang bisa bepergian setidaknya memiliki alasan jelas.
Sandiaga Uno. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"When you lead, you need to give example. Itulah satu rumusnya. Kalau kita minta orang di rumah saja, yang kita harus di rumah saja. Kalau bepergian harus ke luar, dia harus punya legitimate reason why they don't stay at home," ujar Sandiaga dalam wawancara eksklusif bersama kumparan, Jumat (1/5).
Sandiaga pun beranggapan bahwa pebisnis maupun orang-orang yang tetap boleh bepergian adalah mereka yang sedang membantu penanganan virus corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya berprasangka baik, para pejabat yang wara-wiri itu ada gugasnya berhubungan dengan penangaan COVID-19," ucap dia.
Tenaga kerja asing (TKA) membubut besi untuk kebutuhan pembangunan beberapa bangunan di salah satu perusahaan pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (15/12). Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Terkait rencana kedatangan 500 TKA asal China, mantan Wakil Gubernur DKI itu sepakat untuk tetap waspada. Sebab, tidak ada yang tahu apakah TKA-TKA ini datang dan membawa virus corona.
"Pada saat ini kiat harus berjaga-jaga karena kita enggak tau TKA ini, mungkin bisa jadi carrier. Mungkin mereka sehat, tidak terlihat berjala, bisa jadi orang tanpa gejala," tutur Sandi.
"Ini perlu kita lakukan agar ada sense of fairness, keadilaan. Jadi kalau disuruh di rumah ya semua harus di rumah," tutupnya.
Sebelumnya, Kanwil Kemenkumkan Sulteng mengaskan rencana kedatangan 500 TKA asal China tidak bisa ditolak. Namun, kedatangan mereka ditunda sambil memantau kondisi masyarakat setempat yang sedang menghadapi pandemi COVID019.
ADVERTISEMENT
"Kami tunda, karena kondisi kebatinan masyarakat Sultra masih stres karena Corona, termasuk saya. Dan kami tidak tolak, karena kami tidak memiliki dasarnya," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sofyan, dikutip Kendarinesia --partner 1001 media kumparan.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) juga membenarkan telah menyetujui Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) 500 TKA China. RPTKA diajukan pada 1 April oleh dua perusahaan, yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel. Kedua perusahaan ini juga diwajibkan melakukan mitigasi dan memastikan calon TKA tidak terpapar virus corona.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.