Sandiaga Yakin bila Dikemas dengan Menarik Produk Jamu UMKM Bisa Mendunia

27 Agustus 2020 14:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno mengunjungi UMKM pabrik tahu milik Wuryanti (55), warga Dusun Sawahan, Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/8). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno mengunjungi UMKM pabrik tahu milik Wuryanti (55), warga Dusun Sawahan, Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/8). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang terjadi beberapa bulan terakhir memukul berat sektor ekonomi masyarakat di seluruh dunia. Tak terkecuali para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
ADVERTISEMENT
Sandiaga Uno, pebisnis yang menaruh perhatian pada bidang UMKM, menyebutkan ada 21 juta UMKM harus tutup imbas pandemi.
Tapi, keterpurukan ini harus segera diantisipasi. Sandi mendorong para pelaku usaha agar adaptif di situasi pandemi, salah satunya melihat gaya hidup manusia yang berubah di masa ini.
"Kita melihat di tatanan, usaha bisnis akan berbasis kebutuhan," kata Sandiaga Uno dalam webinar yang diselenggarakan oleh Kemenristek/BRIN, Kamis (27/8).
Secara spesifik, Sandi bahkan menjelaskan, dalam tatanan baru akibat pandemi ini orang-orang akan cenderung tertarik dengan hal yang kesehatan. Ia menganalogikan sebuah industri yang membuat manusia berumur panjang namun tetap sehat.
"Dengan pandemi ini akan terpicu masyarakat dunia yang sangat peduli terhadap kesehatan, dan industri-industri yang berbasis umur panjang tapi itu sehat itu akan berkembang," kata Sandi.
ADVERTISEMENT
Sandi lalu menyinggung soal jamu. Minuman kesehatan Indonesia ini sebetulnya memiliki peluang besar menjawab kebutuhan global saat ini.
Tetapi, jamu cenderung tidak dikemas dengan menarik atau praktis dan tidak bisa direplikasi dengan cepat. Padahal, soal replikasi ini jadi satu kunci industri.
Sandiaga Uno di Rest Area Tol Jakarta-Merak. Foto: Dok. Istimewa
"Menariknya, ratusan tahun melihat jamu itu jadi solusi, tapi belum mendunia. Masalahnya karena kita selalu di comfort zone, kita tidak bisa hadirkan 1 packaging yang cocok dengan tren kekinian, jadi dia hanya bisa jadi local player. Orang di dunia mau sehat dan umur panjang, maka harus applicable dan replicable," kata Sandi.
Selain mendorong UMKM maju. Sandi juga mengajak para UMKM untuk bergabung dalam organisasinya, yakni Inotek. Sandi memiliki program 1.000 teknoprenur 1 juta lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Organisasi pimpinan Sandi ini berupaya menghadirkan kolaborasi antarstartup baru agar mampu mengeruk potensi secara optimal.
"Kita kembangkan daftar, kita juga ada dengan Kemenristek, tanda tangan MoU supaya kita bisa saling tap resources, the only way to mining resources, ya kolaborasi. Itungannya bagaimana kita hadir dengan kolaborasi dan ekonominya, ya berbagi," kata Sandi.