Saran NU: Lansia dengan Komorbid Diobservasi Seharian Sebelum Divaksin Corona

22 Februari 2021 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjalani penyuntikan vaksin di Rumah dinas Diponegoro, Jakarta Pusat.  Foto: Dok. Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjalani penyuntikan vaksin di Rumah dinas Diponegoro, Jakarta Pusat. Foto: Dok. Setwapres
ADVERTISEMENT
BPOM telah memberikan izin vaksin buatan Sinovac, CoronaVac, dipakai untuk vaksinasi kelompok berusia di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, vaksinasi terhadap lansia membutuhkan perhatian khusus. Sebab lansia kerap memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Mengatasi persoalan ini, Ketua Satgas NU Peduli COVID-19, Makky Zamzam, menyatakan perlu langkah khusus demi meminimalisir risiko vaksinasi lansia.
Makky menyarankan perlunya layanan one day care services bagi lansia yang akan divaksin. Layanan tersebut mengobservasi lansia selama seharian sebelum menjalani vaksinasi corona.
"Perlu dipikirkan satu alternatif jadi membentuk one day care services. Jadi satu tempat di mana satu hari penuh lansia itu bisa daftar, ketika dia pas diperiksa dia tinggi tensinya atau gulanya diturunkan dulu, diobservasi dulu dalam sehari penuh, lalu kemudian divaksin ketika dia sudah stabil," ujar Makky dalam diskusi virtual, Senin (22/2).
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 Sinovac dosis kedua sebelum disuntikan ke tenaga kesehatan saat Gebyar Vaksin COVID-19 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Makky menilai vaksinasi lansia jangan terlalu fokus terhadap komorbid atau penyakit penyerta. Sebab bakal sulit mencapai target herd immunity yakni 70% dari total populasi.
ADVERTISEMENT
"Vaksin lansia ini kita berharap enggak usah terfokus pada komorbidnya, dan itu membuat satu Indonesia tidak bisa divaksin. Tapi cari alternatifnya, bagaimana bisa diturunkan dalam waktu tertentu, ya, dalam kondisi tertentu selama dia masih bisa diturunkan, ya, sudah kita observasi dulu sampai dia benar-benar turun baru divaksin," jelasnya.
"Jadi jangan terfokus jadwal vaksin dari jam 9 sampai jam 12 setelah itu selesai, wah susah itu," lanjutnya.
Kemasan vaksin COVID-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV), Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1). Foto: M Agung Rajasa/Antara Foto
Makky berpendapat jadwal vaksinasi lansia harus diatur secara khusus. Menurutnya, jadwal vaksinasi untuk lansia bisa dibuka seharian penuh.
"Buka saja seharian penuh sehingga bila ada yang mengantre, tidak terlalu crowded. Bila ada yang sudah mengantre jauh dan lama pas saat di pemeriksaan tensinya tinggi, oke langsung di ruang observasi, tapi jangan dihilangkan (jadwal vaksin). Ketika kasih berikan obatnya istirahat sejenak tensinya sudah turun silakan langsung melanjutkan vaksin. Jadi jangan di-reschedule ulang lagi kalau memang itu bisa dilakukan," ucapnya.
ADVERTISEMENT